Membedakan
dan Melafalkan Fonem Bahasa Indonesia
Dua
orang teman Anda akan membacakan dialog. Dengarkan
pengucapan
vokal dan konsonan dalam dialog berikut!
Ari : ”Nur,
jangan lupa esok kamu bawa spidol dan gunting, ya.”
Nuri :
”Buat apa, Ri?”
Ari : ”Esok
kita buat majalah dinding.”
Nuri :
”O . . . iya, aku hampir lupa. Baiklah, aku bawa alat-alat itu.”
Apa
perbedaan pengucapan vokal dan konsonan dalam dialog tersebut?
Perbedaan
Vokal dan Konsonan
Secara
umum bunyi bahasa dibedakan atas vokal, konsonan, dan semivokal.
Perbedaan
antara vokal dan konsonan didasarkan pada ada atau
tidaknya
hambatan (proses artikulasi) pada alat bicara. Agar lebih jelas,
Anda dapat
melihat tabel berikut.
Vokal
–
Bunyi yang tidak disertai
hambatan
pada alat bicara.
Hambatan
hanya terdapat
pada
pita suara.
–
Tidak terdapat artikulasi.
–
Semua vokal dihasilkan
dengan
bergetarnya pita
suara.
Dengan demikian,
semua
vokal adalah bunyi
suara.
Konsonan
–
Bunyi yang dibentuk dengan
menghambat
arus udara pada
sebagian
alat bicara.
– Terdapat
artikulasi.
–
Konsonan bersuara adalah
konsonan
yang dihasilkan
dengan
bergetarnya pita
suara.
Konsonan tidak bersuara
adalah
konsonan yang
dihasilkan
tanpa bergetarnya
pita suara.
Vokal
Bunyi
vokal dibedakan berdasarkan posisi tinggi rendahnya lidah,
bagian
lidah yang bergerak, struktur, dan bentuk bibir. Dengan demikian,
bunyi
vokal tidak dibedakan berdasarkan posisi artikulatornya karena
pada
bunyi vokal tidak terdapat artikulasi. Artikulator adalah bagian alat
ucap
yang dapat bergerak. Klasifikasi vokal sebagai berikut.
1.
Vokal
berdasarkan tinggi rendahnya posisi lidah.
3.
Vokal berdasarkan posisi strukturnya
Struktur
adalah keadaan hubungan posisional artikulator aktif dan
artikulator
pasif. Artikulator aktif adalah alat ucap yang bergerak
menuju
alat ucap yang lain saat membentuk bunyi bahasa. Artikulator
pasif
adalah alat ucap yang dituju oleh artikulator aktif saat membentuk
bunyi
bahasa.
Dalam
bunyi vokal tidak terdapat artikulasi, maka struktur untuk
vokal
ditentukan oleh jarak lidah dengan langit-langit. Menurut
strukturnya,
vokal dapat dibedakan seperti uraian berikut.
a.
Vokal tertutup (close vowels) yaitu vokal yang dibentuk dengan
lidah
diangkat setinggi mungkin mendekati langit-langit. Vokal
tertutup
antara lain [ i ], [ u ].
b.
Vokal semitertutup (half-close) yaitu vokal yang dibentuk dengan
lidah
diangkat dalam ketinggian sepertiga di bawah tertutup atau
dua
per tiga di atas vokal terbuka. Vokal semitertutup antara lain
[ e ],
[ o ], [ I ], [ U ].
c.
Vokal semiterbuka (half-open) yaitu vokal yang dibentuk dengan
lidah
diangkat dalam ketinggian sepertiga di atas terbuka atau
dua
per tiga di bawah vokal tertutup. Vokal semiterbuka antara
lain
[ a ], [ ], [ c ].
d.
Vokal terbuka (open vowels) yaitu vokal yang dibentuk dengan
lidah
dalam posisi serendah mungkin. Vokal terbuka adalah [ a ].
4.
Vokal berdasarkan bentuk bibir saat vokal diucapkan.
Bunyi
vokal dapat diucapkan dengan memanjangkan atau
memendekkan
vokal tersebut. Pemanjangan dan pemendekan pengucapan
vokal
dapat mengubah maksud pembicaraan. Pemanjangan vokal diberi
tanda
[ . . . ] di atas bunyi yang dipanjangkan atau tanda [ . . . : ] di samping
kanan
bunyi yang dipanjangkan.
Contoh:
Frasa tatap
muka [ t a t a p ] [ m u k a ] bila vokal [ u ] dilafalkan pendek
maka
akan bermakna bertemu . Namun, jika vokal [ u ] dilafalkan
memanjang
[ t a t a p ] [ m u : ] [ k a ] maka akan menimbulkan makna
menatapmu
dan bunyi [ k a ] seakan-akan menghilang.
Dalam
kehidupan sehari-hari pemanjangan dan pemendekan vokal
jarang
ditemui. Pemanjangan dan pemendekan vokal biasa ditemui dalam
dunia
hiburan, seperti pada dagelan atau acara humor dan komedi.
Konsonan
Konsonan
dibedakan menurut:
1. cara
hambat (cara artikulasi) atau cara pengucapannya;
2.
tempat hambat (tempat artikulasi);
3.
hubungan posisional antara penghambat-penghambat atau hubungan
antara
artikulator pasif; dan
4.
bergetar tidaknya pita suara.
Klasifikasi
konsonan berdasarkan cara pengucapan atau cara artikulasi
seperti
uraian berikut.
1. Konsonan
Hambat Letup (Stops, Plosives)
Konsonan
hambat letup ialah konsonan yang terjadi dengan
hambatan
penuh arus udara. Kemudian, hambatan itu dilepaskan
secara
tiba-tiba. Berdasarkan tempat artikulasi, konsonan hambat letup
dibedakan
seperti berikut.
a.
Konsonan hambat letup bilabial. Konsonan ini terjadi jika
artikulator
aktifnya bibir bawah dan artikulator pasifnya bibir atas.
Bunyi
yang dihasilkan [ p, b ].
b.
Konsonan hambat letup apiko-dental. Konsonan ini terjadi jika
artikulator
aktifnya ujung lidah dan artikulator pasifnya gigi atas.
Bunyi
yang dihasilkan [ t, d ].
c.
Konsonan hambat letup apiko-palatal. Konsonan ini terjadi jika
artikulator
aktifnya ujung lidah dan artikulator pasifnya langitlangit
keras
(langit-langit atas). Bunyi yang dihasilkan [ t , d ]. [ t ]
ditulis
th sedangkan [ d ] ditulis dh.
d.
Konsonan hambat letup medio-palatal. Konsonan ini terjadi jika
artikulator
aktifnya tengah lidah dan artikulator pasifnya langitlangit
keras.
Bunyi yang dihasilkan [ c, j ].
e.
Konsonan hambat letup dorso-velar. Konsonan ini terjadi jika
artikulator
aktifnya pangkal lidah dan artikulator pasifnya langitlangit
lunak
(langit-langit bawah). Bunyi yang dihasilkan
[ k, g
].
f.
Konsonan hamzah. Konsonan ini terjadi dengan menekan rapat
yang
satu terhadap yang lain pada seluruh pita suara, langit-langit
lunak
beserta anak tekak di tekan ke atas sehingga arus udara
terhambat
beberapa saat. Bunyi yang dihasilkan [ ? ].
2. Konsonan
Nasal (Sengau)
Konsonan
nasal (sengau) ialah konsonan yang dibentuk dengan
menghambat
rapat (menutup) jalan udara dari paru-paru melalui rongga
hidung.
Bersama dengan itu langit-langit lunak beserta anak tekaknya
diturunkan
sehingga udara keluar melalui rongga hidung. Berdasarkan
tempat
artikulasinya, konsonan nasal dibedakan sebagai berikut.
a.
Konsonan nasal bilabial. Konsonan ini terjadi jika artikulator
aktifnya
bibir bawah dan artikulator pasifnya bibir atas. Nasal
yang
dihasilkan [ m ].
b.
Konsonan nasal medio-palatal. Konsonan ini terjadi jika artikulator
aktifnya
tengah lidah dan artikulator pasifnya langit-langit keras.
Nasal
yang dihasilkan ialah [ ñ ].
c.
Konsonan nasal apiko-alveolar. Konsonan ini terjadi jika artikulator
aktifnya
ujung lidah dan artikulator pasifnya gusi. Nasal yang
dihasilkan
ialah [ n ].
d.
Konsonan nasal dorso-velar. Konsonan ini terjadi jika artikulator
aktifnya
pangkal lidah dan artikulator pasifnya langit-langit lunak.
Nasal
yang diberikan [ h ].
3. Konsonan
Paduan ( i tes)
Konsonan
paduan adalah konsonan hambat jenis khusus. Tempat
artikulasinya
ialah ujung lidah dan gusi belakang. Bunyi yang dihasilkan
[ts ,
d5]. Bunyi [ ts ] ditulis ch sedangkan bunyi [d5] ditulis dg.
4. Konsonan
Sampingan ( te ls)
Konsonan
sampingan dibentuk dengan menutup arus udara di
tengah
rongga mulut sehingga udara keluar melalui kedua samping
atau
sebuah samping saja. Tempat artikulasinya ujung lidah dengan
gusi.
Bunyi yang dihasilkan [ I ].
5. Konsonan
Geseran atau Frikatif
Konsonan
geseran atau frikatif adalah konsonan yang dibentuk
dengan
menyempitkan jalan arus udara yang diembuskan dari paruparu,
sehingga
jalan udara terhalang dan keluar dengan bergeser.
Menurut
artikulasinya, konsonan geseran dibedakan sebagai berikut.
a.
Konsonan geseran labio-dental. Konsonan ini terjadi jika artikulator
aktifnya
bibir bawah dan artikulator pasifnya gigi atas. Bunyi yang
dihasilkan
[ f , v ].
b.
Konsonan geseran lamino-alveolar. Konsonan ini terjadi jika
artikulator
aktifnya daun lidah (lidah bagian samping) dan ujung
lidah
sedangkan artikulator pasifnya gusi. Bunyi yang dihasilkan
[ s ,
z ].
c.
Konsonan geseran dorso-velar. Konsonan ini terjadi jika artikulator
aktifnya
pangkal lidah dan artikulator pasifnya langit-langit lunak.
Bunyi
yang dihasilkan [ x ].
d.
Konsonan geseran laringal. Konsonan ini terjadi jika artikulatornya
sepasang
pita suara dan glotis dalam keadaan terbuka. Bunyi yang
dihasilkan
[ h ].
6. Konsonan
Getar ( ills, i ts)
Konsonan
getar ialah konsonan yang dibentuk dengan
menghambat
jalan arus udara yang diembuskan dari paru-paru secara
berulang-ulang
dan cepat. Menurut tempat artikulasinya konsonan
getar
dinamai konsonan getar apiko-alveolar. Konsonan ini terjadi jika
artikulator
aktif yang menyebabkan proses menggetar adalah ujung
lidah
dan artikulator pasifnya gusi. Bunyi yang dihasilkan [ r ].
7. Semivokal
Bunyi
semivokal termasuk konsonan. Hubungan antarpenghambat
dalam
mengucapkan semivokal adalah renggang terbentang
atau
renggang lebar. Berdasarkan hambatannya, ada dua jenis
semivokal
sebagai berikut.
a.
Semivokal bilabial, semivokal ini terjadi jika artikulator aktifnya
bibir
bawah dan artikulator pasif adalah bibir atas. Bunyi yang
dihasilkan
adalah bunyi [ w ].
b.
Semivokal medio-palatal, semivokal ini terjadi jika artikulator
aktifnya
tengah lidah dan artikulator pasifnya langit-langit keras.
Bunyi
yang dihasilkan [ y ].
Sumber:
Fonetik, Marsono, 1984, Gadjah Mada University Press