Makna Konotatif dan Denotatif
Untuk memahami kata denotasi dan konotasi Anda dapat
membaca berbagai wacana pada pembelajaran sebelumnya sebagai
bahan untuk menemukan kata denotasi dan konotasi.
Dilihat dari maknanya, kata dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu
kata bermakna denotasi dan kata bermakna konotasi. Disebut
denotasi
karena maknanya bersifat umum dan secara langsung menunjukkan
makna yang sebenarnya (lugas). Disebut konotasi karena
mengandung
makna tambahan, kesan, dan nilai rasa yang dinyatakan secara
langsung
(kias). Konotasi adalah perubahan nilai arti kata disebabkan
si pendengar
memakai perasaannya untuk mengartikan kata itu,
Perhatikan kalimat berikut.
1. Pada hari ulang tahun kakak mendapatkan bunga
yang harum.
2. Semua pemuda mengagumi bunga desa yang cantik
itu.
Kata bunga pada
kalimat nomor 1 mengandung makna denotasi.
Adapun kata bunga desa pada
kalimat nomor 2 mengandung
makna konotasi. Konotasi dapat dibedakan antara konotasi
positif
dan konotasi negatif. Konotasi positif mengandung nilai rasa
lebih
tinggi, baik, halus, sopan, dan menenangkan. Konotasi negatif
mengandung nilai rasa rendah, jelek, kasar, kotor, dan tidak
sopan.
Contoh kata gugur dan mampus
makna
denotasinya adalah mati,
namun kata mampus termasuk
konotasi negatif sedangkan gugur
memiliki konotasi positif.
Perhatikan kalimat berikut.
Cut Nyak Dien gugur ketika
berjuang melawan penjajah.
Kita mengenal beberapa makna kata, yakni makna leksikal,
struktural, dan kontekstual. Makna leksikal adalah makna kata
yang
sesuai dengan kamus. Makna struktural adalah makna kata yang
relevan setelah kata itu ada dalam kalimat. Makna kontekstual
adalah
makna kata berdasarkan uraian yang lebih luas disertai dengan
situasi yang berhubungan dengan tema atau kejadian tertentu.
Ketiga
jenis makna itu saling berhubungan satu dengan yang lainnya
dalam
membentuk makna sebuah wacana.
Kata-kata yang memiliki cakupan luas tersebut dalam bahasa
Indonesia dinamakan kata umum. Adapun kata-kata yang dapat
tercakup oleh kata yang lain dikelompokkan ke dalam kata
khusus.
Kata umum sering juga disebut dengan superordinat atau
hipernim, sedangkan kata yang tingkatannya lebih rendah
disebut
hiponim. Jadi kata mawar, melati,
dan anggrek merupakan hiponim
dari bunga. Sebaliknya, kata bunga
merupakan
superordinat atau
hipernim bagi mawar, melati, anggrek,
dan nama bunga yang lain.
Bentuk hipernim dan hiponim hampir sama dengan bentuk kata
umum dan kata khusus. Untuk dapat membedakannya,
perhatikanlah
contoh kalimat berikut.
1. Kakak melihat paman sedang menyeberang jalan.
2. Adik sedang menonton pertandingan basket di televisi.
Kata melihat merupakan
kata umum karena ruang lingkup
maknanya lebih luas dan dapat mencakup banyak hal. Adapun
kata
menonton merupakan
kata khusus. Bentuk khusus lain dari kata melihat
adalah mengamati, meneliti, menatap,
memandang, melirik,
menyaksikan, dan menengok.