Teknik Membuat Catatan
Dalam membaca pemahaman, jika
bahan bacaan banyak dan tak semua
hal-hal penting dapat diingat atau
dipahami, pembaca perlu membuat
catatan. Catatan ini dibuat
sebagai sarana membantu menguatkan ingatan
atau pemahaman terhadap isi bacaan
sesuai dengan tujuan membaca.
Tidak semua uraian dicatat. Tujuan
membaca secara umum adalah
untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan atau memahami gagasan
yang disampaikan penulis dalam
bacaan. Agar catatan terarah, hal-hal yang
perlu dicatat adalah, seperti
berikut.
1. Kata-kata kunci berupa
kata/frasa/klausa yang dapat mengantarkan
pada pikiran pokok.
2. Ide pokok atau gagasan utama
setiap paragraf.
3. Data dan fakta yang mendukung
gagasan seperti hasil penelitian,
angka-angka, dan lain-lain.
4. Informasi yang dianggap menarik
termasuk pemikiran baru, opini,
tanggapan, atau penyelesaian suatu masalah.
5. Pendapat atau penilaian penulis
mengenai hal-hal tertentu.
6. Jika yang dibaca berbentuk
buku, jangan lupa catat halaman tempat
informasi yang dicatat berada untuk memudahkan mencari kembali.
Pada saat membaca, banyak hal yang
kemudian diketahui pembaca
dari bacaan yang dibacanya. Hal
yang diketahui tersebut dapat bersifat
tidak penting dapat juga penting.
Informasi penting yang didapatkan dari
sebuah bacaan tentu sayang jika
dilewatkan begitu saja, apalagi hal tersebut
berguna bagi pembaca di saat
sekarang atau masa akan datang atau dalam
rangka membuat tulisan lain. Jika
sulit untuk diingat, jalan satu-satunya
harus dicatat. Mencatat informasi
dari sebuah sumber atau bacaan gunanya
adalah:
(1) mendokumentasikan hal-hal
penting yang bermanfaat suatu saat,
(2) mengumpulkan informasi untuk
bahan penulisan,
(3) memudahkan mengingat kembali,
dan
(4) sebagai bahan kutipan dalam
karangan ilmiah.
Hal-hal yang perlu dicatat dan
dijadikan bahan catatan, yaitu sebagai berikut.
(1) ide pokok atau gagasan sentral
setiap paragraf.
(2) informasi penting dan menarik
untuk diketahui atau diingat.
(3) kata/frasa/kalimat yang
merupakan kata kunci yang bermakna luas
atau dalam, misalnya kata–kata
nasihat, moto kehidupan, dan lain
sebagainya.
(4) pendapat atau asumsi mengenai
sesuatu.
(5) detail atau fakta-fakta hasil
survei atau penelitian ilmiah.
(6) pemikiran, cara, atau metode
baru serta tanggapan atau jalan keluar
sebuah persoalan.
Dalam catatan, jangan lupa
mencantumkan indentitas sumber informasi
atau bahan bacaan tempat
didapatkannya hal-hal yang dicatat. Catatan tentang
sumber dapat berbentuk catatan
kaki atau catatan perut. Hal-hal yang dicatat
pada catatan kaki, yaitu: nama
penulis atau pengarang (tidak dibalik), judul
buku, tempat diterbitkan, dan nama
penerbit serta tahun terbitan ditulis di
dalam kurung, kemudian sertakan
nomor halaman tempat informasi yang
dicatat berada. Dalam karangan
ilmiah catatan kaki ditulis pada bagian bawah
halaman, diberi ruangan khusus.
Catatan kaki memberi keterangan sebuah
kutipan pada karangan ilmiah.
Contoh penulisan catatan kaki:
- Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa
Indonesia (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002). hlm. 37.
Catatan dapat berbentuk catatan
perut jika sumber informasi yang
harus ditulis cukup banyak.
Catatan perut lebih singkat, hanya berisi
keterangan nama pengarang
(biasanya diambil nama belakangnya), diambil
nama depan kemudian tahun terbit
dan halaman. Namun pencatat harus
dapat memahami sumber lengkap dari
catatan perut yang ditulis. Sesuai
namanya, catatan perut ditulis
setelah sebuah pendapat dikutip. Tidak ada
ruangan khusus seperti catatan
kaki. Contoh penulisan catatan perut:
-
-------------------------------------------------(Chaer, 2002: 37)
Bagaimana cara mencatat hal-hal
atau informasi yang penting? Banyak
orang yang tak mau repot membuat
catatan khusus bagi hal yang dianggap
perlu dicatat saat membaca sumber
informasi. Seseorang mungkin dapat
dengan rela mencatatnya di dalam
buku bacaan tersebut, memberi tanda
khusus, menggarisbawahi atau
menstabilo. Namun, di samping akan
membuat buku kurang bersih, juga
tak semua buku dapat dicoret karena
bukan milik sendiri, misalnya. Ada
cara yang aman dan dianjurkan untuk
membuat catatan terhadap informasi
penting tanpa harus mencoret buku
yang bersangkutan, yaitu sebagai
berikut.
(1) Menyediakan buku khusus untuk
catatan.
(2) Menyediakan lembaran file untuk mencatat yang akan dijadikan
satu
dalam map file.
(3) Membuat kartu catatan (note card) dengan ukuran 10 x 15 cm. Segala
hal yang ingin dicatat, akan
ditulis pada lembaran kartu tersebut.
Penggunaan kartu sering dilakukan
oleh mahasiswa dan kalangan
peneliti.
Contoh kartu catatan:
- Sastra -
- Apresiasi adalah pengenalan
suatu nilai
terhadap nilai yang lebih tinggi.
- Ada di halaman 234. Teori
Sastra.
Kelebihan sistem kartu, yaitu:
(1) mudah diatur berdasarkan
kelompok masalah atau tema,
(2) mudah menambahkan gagasan baru
atau informasi baru,
(3) satu kartu berisi satu topik
atau gagasan,
(4) dapat dibuat variasi warna
kartu, misalnya untuk topik hukum warna
ungu; ekonomi, warna kuning;
sastra, warna biru.
Kekurangannya adalah mudah
tercecer atau tercampur baur jika tidak
rapi menyimpan atau mengelolanya.
Namun, hal itu dapat diatasi dengan
menyediakan map atau kotak
penyimpanan khusus sesuai dengan kategori
atau kelompok warna tertentu.
Sumber : Bahasa Indonesia SMK/MAK Setara
Tingkat Semenjana Kelas X Mokhamad Irman dkk.