Penekanan dalam Kalimat
Kata yang dipentingkan harus mendapat tekanan atau harus lebih ditonjolkan daripada unsur-unsur yang lain. Cara yang dapat dilakukan dalam memberi penekanan dalam kalimat a.l.:
1. Mengubah-ubah posisi dalam kalimat
Sebagai prinsip dapat dikatakan bahwa semua kata yang ditempatkan pada awal kalimat adalah kata yang dipentingkan. Berdasarkan prinsip tersebut, untuk mencapai efek yang diinginkan sebuah kalimat dapat diubah-ubah strukturnya dengan menempatkan sebuah kata yang dipentingkan pada awal kalimat.
Kami berharap pada kesempatan lain kita dapat membicarakan lagi soal ini.
Kalimat di atas menunjukkan bahwa kata yang dipentingkan adalah kami (berharap), bukan yang lain. Kata-kata yang lain juga bisa diberikan penekanan dengan cara menempatkannya pada awal kalimat dengan konsekuensi kalimat akan mengalami perubahan struktur.
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
Kita dapat membicarakan lagi soal ini pada kesempatan lain, demikian harapan kami.
Soal ini dapat kita bicarakan pada kesempatan lain, demikian harapan kami.
2. Mempergunakan repetisi
Repetisi adalah pengulangan sebuah kata yang dianggap penting sebuah kalimat.
Harapan kita demikianlah dan demikian pula harapan semua pejuang.
Kemajuannya menyangkut kemajuan di segala bidang, kemajuan kesadaran politik, kesadaran bermasyarakat, kesadaran berekonomi, kesadaran berkebudayaan, dan kesadaran beragama. Memang, dalam penglihatan saya, bahasa Indonesia merupakan suatu alat, yaitu alat komunikasi. Dalam hubungan antara suami dan istri, antara orang tua dan anak, antara komandan dan anak buah, antara guru dan murid, antara pemerintah dan rakyat, antara sesama warga masyarakat, pastilah diperlukan bahasa sebagai alat komunikasi.
3. Menggunakan pertentangan
Pertentangan dapat pula dipergunakan untuk menekan suatu gagasan. Kita bisa saja mengatakan secara langsung hal-hal berikut dengan konsekuensi tidak terdapat penekanan:
Anak itu rajin dan jujur.
Ia menghendaki perbaikan yang menyeluruh di perusahaan itu.
Agar kata rajin dan jujur serta menghendaki perbaikan yang menyeluruh dapat ditonjolkan, kedua gagasan itu ditempatkan dalam suatu posisi pertentangan.
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
Ia tidak menghendakin perbaikan yang tambal sulam, tetapi perbaikan yang menyeluruh di perusahaan itu.
Contoh lain:
Kita tidak menghendaki sastra yang merupakan pidato kecap berisi propaganda politik tertentu. Tetapi kita tidak pula menghendaki sastra yang tidak konsepsi. Yang kita kehendaki adalah sastra yang dikehendaki oleh rakya, yakni sastra yang benar-benar bertumpu pada problematik rakyat.
4. Menggunakan partikel penekan
Dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa partikel yang berfungsi untuk menonjolkan sebuah kata atau ide dalam sebuah kalimat.
Partikel tersebut adalah : lah, kah, pun.
Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam hal itu.
Bapaklah yang harus terlebih dahulu memberi contoh.
Ia pun berusaha mendekatkan kedua belah pihak dalam perundingan.
Kami pun ikut dalam kegiatan itu.
Rakyatkah yang harus menanggungkan akibat perangai para koruptor itu?
Benarkah seperti yang dikatakannya itu?
Sumber : Komposisi, Dr. Gorys Keraf, halaman 41-44