Monday, August 26, 2013

PUNGTUASI
1. Pentingnya Pungtuasi
Bahasa dalam pengertian sehari-hari adalah bahasa lisan, sedangkan bahasa tulis adalah pencerminan dari bahasa lisan dalam bentuk simbol-simbol. Dalam bahasa lisan jelas terdengar bahwa kata-kata seolah-olah dirangkaikan satu sama lain, serta di sana-sini terdengar perhentian sebentar atau agak lama dengan suara manik atau menurun. Di samping itu masih terdapat ekspresi-ekspresi air muka, berupa mengerak-gerakkan alis mata, menggeleng-gelengkan kepala, mengangkat bahu, mengacungkan tangan, dan lain sebagainya.
(bersambung)

Thursday, May 30, 2013

Kerancuan Berbahasa

       Mungkin kita pernah membaca tulisan yang sukar dipahami. Kesukaran itu antara lain disebabkan oleh pemakaian susunan kalimat yang tidak teratur dan penyampaian pemikiran yang tidak teratur pula. Perhatikan contoh berikut:
(1) Di sekolah putra dan putri bangsa dididik. Mereka agar memilki pengetahuan dan keterampilan. Mereka agar berbudi luhur. Mereka agar sehat jasmani dan rohaninya.

Kutipan itu menggunakan sebuah kalimat yang dipenggal menjadi empat bagian kalimat. Bagian pertama merupakan sebuah kalimat. Bagian kedua, ketiga, dan keempat masing-masing merupakan suku kalimat, bukan merupakan sebuah kalimat. Dengan susunan seperti itu, gagasan yang disampaikan kutipan (1) terpenggal-penggal, meloncat-loncat, tidak teratur. Perbaikannya adalah sebagai berikut.

(1a) Di sekolah putra dan putri bangsa dididik agar mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan, berbudi luhur, dan sehat jasmani dan rohaninya.

Perhatikan kalimat-kalimat berikut:
(2) Untuk penyusunan rencana pembangunan pabrik itu memerlukan penelitian lebih dahulu.
(3) Menurut ahli pertanian dari Padang itu menyatakan bahwa pembangunan irigasi perlu diutamakan.
(4) Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan adanya penyimpangan pelaksanaan pekerjaan itu.

Cobalah buat perbaikan kalimat-kalimat rancu  di atas!

Kata Utama dan Kata Tugas

       Kata dalam kalimat dapat digolongkan dalam beberapa jenis atau kelas. Kelas kata adalah segolongan kata yang mempunyai ciri yang sama. Berdasarkan ciri yang sama itu, kata dalam kalimat dapat dibagi atas dua kelompok besar, yaitu :
1. kata utama
2. kata tugas

Kata Utama
       Kata utama yaitu kata yang memupunyai makna leksikal, yaitu makna kata itu sendiri. Kata yang termasuk dalam kelompok ini bersifat terbuka, jumlah katanya dapat terus bertambah. Yang termasuk kata utama  adalah kelas kata berikut:
1. kata benda (nomina), yaitu kata yang berfungsi utama sebagai subjek atau objek kalimat, yang menyatakan orang, barang, atau gagasan, misalnya: Ibrahim, ketaping, kota, laut, pendidikan
2. kata kerja (verba), yaitu kata yang berfungsi utama sebagai predikat, yang menyatakan perbuatan, proses, atau keadaan, misalnya: duduk, mengetik, mengaji (perbuatan); berkembang, menguning (proses); benci, cinta, mengerti (keadaan)
3. kata sifat (adjektiva), yaitu kata yang berfungsi utama memerikan  atau mewatasi kata benda, yang menyatakan sifat atau keadaan, misalnya: baik, jelas, gembira, putih, panjang.

Kata Tugas
       Kata tugas yaitu kata yang tidak mempunyai makna leksikal atau kata yang maknanya baru jelas di dalam hubungannya dengan  kata lain. Kata yang termasuk kelompok ini bersifat tertutup, jumlah anggotanya terbatas. Yang termasuk ke dalam kata tugas adalah kelas kata berikut:
1. kata ganti (pronomina), yaitu kata yang bertugas mengganti kata benda. Kata ini terbagi atas:
    a. kata ganti orang
pertama: saya, aku, ku, kami, kita
kedua : kamu, engkau, mu, kau, kalian, kamu sekalian
ketiga : dia, ia, nya, beliau, mereka
    b. kata ganti penunjuk
        ini, itu, sini, situ, sana
     c. kata ganti tanya
         siapa, apa, mana, mengapa, kapan, bila, ke mana, dari mana, bagaimana, berapa

2. kata depan (preposisi),
     yaitu kata yang digunakan bersama-sama kata lain terutama kata benda untuk menentukan hubungan kata, terutama kata benda itu dengan kata lain dalam kalimat, misalnya: di, ke, dari, dengan, oleh, secara, pada, kepada, bagi, untuk, tentang, dalam.

3. Kata penghubung
dan, tetapi, atau, serta; karena, sebab, jika, kalau, meskipun, walaupun, ketika, agar, supaya, sehingga, bahwa
4. kata keterangan
sangat, sekali, amat, hanya, cuma, segera, lebih, barangkali, mungkin, agak, sebaiknya, seharusnya

5. kata sandang
sang, si, hang, dang, para

6. kata seru
wah, aduh, bah, cis, cih, amboi, masyaallah, astagfirullah

7. partikel, yaitu kata lah, kah, tah, dan pun.
partikel tah berfungsi membentuk kalimat tanya yang tidak membutuhkan jawaban, contoh:
Apatah gerangan maksud orang itu.

Monday, April 22, 2013

Soal UN yang buruk

Kualitas penulisan (ejaan, dll.) soal UN Bahasa Indonesia buruk, kalaulah tidak bisa dikatakan sangat buruk. Hal  ini merupakan contoh buruk bagi guru-guru bidang studi Bahasa Indonesia di seluruh Indonesia. Tak adakah orang yang lebih profesional di tingkat pusat sana? Kalau tidak,  di daerah tentu lebih parah lagi.

Berikut saya cantumkan contoh-contoh:


1. Masih banyak guru yang belum mengetahui adanya buku pelajaran digital. Padahal, Kementerian Pendidikan Nasional sudah menyiapkan 49 judul buku digital kecil di internet. Karena itu, pada awal tahun ajaran sekarang, kemungkinan kecil sekolah menggunakan buku digital. Walaupun program tersebut sangat bermanfaat dan menguntungkan murid, orang tua dan guru belum sepenuhnya memahami cara memperolehnya. Di samping itu, banyak guru belum mengenal buku digital yang diakses dari diinternet sehingga mereka harus dibekali pengetahuan tentang internet.
   (dikutip dari soal UN Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2010/2011 Paket 12)

Kata diinternet seharusnya internet, kata di  dihilangkan.

2.     Setelah dilakukan penilaian terhadap ulangan Bahasa Indonesia kelas XII IPA, yang memperoleh nilai  8 sebanyak 25 orang, nilai 7 sebanyak empat orang, dan 6 hanya 1 orang. Jumlah siswa 30 orang.
Simpulan paragraf tersebut adalah...
A. Dapat dikatakan nilai mereka baik.
B. Belum dapat dikatakan mereka pintar
C. Mereka belum dikatakan siswa yang pandai.
D. Jadi, guru mereka boleh berbangga.
E. Memang mereka anak yang rajin-rajin,

      (soal UN 2013 nomor 4)


.... nilai 7 sebanyak empat orang,  (seharusnya)  nilai 7 sebanyak 4 orang.


 

Friday, April 5, 2013

Cara menjawab soal gurindam pada UN 2013

Dalam UN 2013, soal tentang gurindam ada satu soal saja.
Untuk persiapan menghadapi soal tentang gurindam ini, Anda harus punya semua teks Gurindam 12 karangan Raja Ali Haji. Ini karena gurindam inilah yang akan keluar di soal UN tesebut. Walaupun hanya satu soal, Anda harus membaca dan mencoba memahami semua naskah gurindam itu.

Jika ada dari naskah gurindam itu yang tak dipahami boleh tanya ke  janphiloskusuma@gmail.com       gratis..

Cara menentukan opini tajuk rencana (SKL UN 2013)

Cara menentukan opini tajuk rencana dalam soal UN tidaklah sulit.
Pertama, pahami bahwa opini tajuk rencana terletak di bagian akhir paragraf. Bagian akhir di sini maksudnya, bisa dua atau tiga kalimat terakhir dari parapraf soal. Satu kalimat terakhir pun kadang bisa juga.
Ciri dari opini tajuk rencana adalah ia merupakan solusi (jalan keluar) dari masalah yang dibahas di awal.

Ide pokok dalam soal UN 2013

Menentukan ide pokok dalam soal UN 2013

pertama, kalimat utama adalah di awal paragraf.
kedua, pahami mana yang merupakan inti kalimat, jika kalimatnya panjang, apalagi jika unsur keterangan terletak di awal kalimat.
ketiga, bagian yang akan menjadi pilihan yang benar untuk ide  pokok adalah sebagian pertama dari kalimat inti (yang panjang tadi).

Kalimat inti adalah kalimat yang menempati fungsi subjek dan predikat.

Kalimat utama dalam soal UN 2013

Kalimat utama dalam soal Ujian Nasional  (selalu) terletak di awal paragraf. Bentuk paragranya deduktif.

Monday, January 28, 2013

Penentuan Kalimat

Kalimat ada yang terdiri dari satu kata, misalnya: Ah!; Kemarin; ada yang terdiri dari dua kata, misalnya: Itu toko; Ia mahasiswa; ada yang terdiri dari tiga kata, misalnya Ia sedang membaca; Mereka akan berangkat; dan ada yang terdiri dari empat, lima, enam kata dan seterusnya. Sesungguhnya bukan banyak kata yang menentukan satuan kalimat, tetapi intonasinya. Setiap satuan kalimat dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik.         (M Ramlan, 1987)