Friday, August 17, 2018

Kalimat Efektif : Koherensi yang Baik dan Kompak

Koherensi yang Baik dan Kompak
   
     Yang dimaksud dengan koherensi atau kepaduan yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu.

Penyebabnya rusaknya koherensi kalimat yaitu:
1. Koherensi rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat.
Baik :  Adik saya yang paling kecil memukul anjing di kebut kemarin pagi dengan sekuat tenaga.
Tidak baik : Adik saya yang paling kecil memukul dengan sekuat tenaganya kemarin pagi di kebun anjing.  /  Anjing kemarin pagi di kebun adik saya memukul dengan sekuat tenaga.

2. Koherensi sebuah kalimat rusak karena salah mempergunakan kata-kata depan, kata penghubung, dsb.
Contoh:
a. Interaksi antara perkembangan kepribadian dan perkembangan penguasaan bahasa menentukan bagi pola kepribadian yang sedang berkembang. (kata bagi dihilangkan)
b. Sejak lahir manusia memiliki jiwa untuk melawan kepada kekejaman alam, atau kepada pihak lain karena merasa dirinya lebih kuat. (tanpa kepada)
c. Walaupun segi kepariwisataan telah memberi lapangan kerja  kepada penduduk Bali dan telah mendorong pada sektor seni lukis, seni pahat, dan kerajinan lainnya, namun kita mulai merasakan efek-efek negatif daripada perkembangan  ini. (tanpa pada,  sedangkan   daripada  sebaiknya  dari)

Pola kesalahan yang mirip:
benar:
membahayakan negara
berbahaya bagi negara
salah:
membahayakan bagi negara

benar:
membicarakan suatu masalah
berbicara tentang suatu masalah
salah:
membicarakan tentang suatu

benar:
mengharapkan belas kasihan
berharap akan belas kasihan
salah:
mengharapkan akan belas kasihan

benar:
menceritakan peristiwa itu
bercerita  tentang peristiwa itu
salah:
menceritakan tentang peristiwa itu

benar:
saling membantu
bantu-membantu
salah:
saling bantu-membantu


3. Koherensi rusak karena pemakaian kata, baik karena merangkaikan dua kata yang maknanya  tidak tumpang tindih, atau hakikatnya  mengandung kontradiksi.
Contoh:
a. Banyak para peninjau yang menyatakan bahwa perang yang sedang berlangsung  itu merupakan Perang Dunia  di Timur Tengah.  (perbaikan:  banyak peninjau / para peninjau)
b. Sampai tahun 1952 banyak penjahat-penjahat perang Jerman yang dilepaskan  dan diampuni dosanya.  (banyak penjahat)
c. Demi untuk kepentingan Saudara sendiri, Saudara dilarang  merokok.  (demi kepentingan / untuk kepentingan)
d. Sering kita membuatu suatu kesalahan-kesalahan yang tidak kita sadari. ( suatu kesalahan/ kesalahan-kesalahan)

4. Koherensi rusak karena salah menempatkan keterangan aspek (sudah, telah, akan belum, dsb.) pada kata kerja tanggap.
Contoh:
a. Saya sudah membaca buku itu sampai tamat. (baik)
b. Sudah saya baca buku itu sampai tamat. (baik)
c. Saya sudah baca buku itu hingga tamat. (kurang baik, bahasa percakapan)
d. Buku itu saya sudah baca hingga tamat. (salah)
e. Buku itu sudah saya baca hingga tamat. (baik)

Jadi,  saya baca, kau pukul, kami lihat, dll. sebagai bentuk tanggap tidak boleh diselingi keterangan apa pun karena hubungan  antara keduanya sangat mesra.

Sumber  :  Komposisi, Dr. Gorys Keraf, halaman  38-40