Tuesday, April 17, 2012

Sambutan Kepala Sekolah, menyambut UN SMA IT Mutiara Duri


BISMILLAAHIRROH MAA NIRROHIIM
Seorang guru tidak akan pernah berhasil kalau tidak memiliki rumus ajaib yang bernama KEIKHLASAN. Tidak bisa guru itu bekerja hanya di sekolah saja. Setiap waktu yang memungkinkan untuk bekerja menuntaskan tugas-tugas, meningkatkan profesionalitas, harus ia gunakan. Hanya dengan begitu tugas-tugasnya bisa ia jalankan dengan baik. Sungguh tugas guru itu sulit untuk diberi batasan. Apa ada batasan untuk sebuah kata  luar biasa yang bernama  PENDIDIKAN? 
Tidak ada. Tidak batasan untuk kata PENDIDIKAN. Hal paling kecil/ringan  hingga hal paling besar/berat yang dilakukan seorang guru adalah pendidikan bagi anak didiknya. Tugas seorang manusia untuk terus memperbaiki dirinya adalah tugas yang tidak mengenal kata henti. Sakaratul mautlah yang menghentikannya kelak. Guru harus menjadikan dirinya contoh terbaik dari nilai-nilai kehidupan yang ia ajarkan kepada anak didiknya. Sebagai manusia, guru haruslah pembelajar sejati. Belajar dalam tiap helaan nafas dan hingga akhir nafas. Guru pasti gagal kalau ia mengajarkan omong kosong: pandai ngomong doang.
Dengan tugas yang tiada mengenal batas ini, hanya KEIKHLASAN-lah yang mampu memberi sang guru sebuah kekuatan yang tidak terbatas pula.
TABU bagi seorang guru mengukur beban kerjanya dengan gaji yang ia terima. Makin ia ukur makin ia kecewa dan sakit hati, sedang keadaan entah kapan  akan berubah. Ketika timbangan ia pakai di tiap gerak langkahnya, sang guru telah  kalah total. Ia kehilangan segala-galanya. Ia tidak dapat dunia, dan kehilangan akhiratnya.
Rosulullah SAW ketika menyampaikan risalahnya yang berisi pendidikan kepada manusia, manusia menentang dan menyiksanya. Guru mempunyai kemiripan walau dalam bentuk yang jauh lebih kecil. Siswa yang melawan, memaki, memandang penuh kebencian, dan sampai ada yang memukul gurunya jadi  hal nyata yang harus dihadapi guru. Apa pun yang disampaikan dan dilakukan guru, prinsipnya adalah untuk kebaikan/masa depan sang anak. Anaklah yang nanti menikmati manisnya buah pendidikan dari guru. Anak tidak mengerti dengan hal ini, dan guru harus bersabar. Kesabaran ini menjadi musyikil kalau sang guru tidak memegang teguh rumus ajaib yang bernama KEIKHLASAN.
Guru tidak akan berhasil kalau ia tak punya CINTA. Guru harus mencintai siswanya yang rajin, patuh, santun, dan soleh. Guru harus mencintai siswanya yang membangkang, pemalas, cuek. Guru harus mencintai semua siswanya seperti apa pun mereka. Guru tidak peduli apakah siswanya juga akan mencintai dia atau tidak. Ia harus ikhlas. Harus, tak ada pilihan lain, atau ia gagal sama sekali.
Siswa-siswi, anak-anakku tersayang,
Ibuk mewakili suara hati para guru, tidak meminta kalian harus paham akan beratnya tugas guru untuk mendidik kalian. Suara hati ini Ibuk sampaikan sebagai sarana berbagi cerita. Ambillah hikmah kehidupan dari apa yang ibuk sampaikan ini.
Beberapa hal yang hendak kami sampaikan kepada kalian adalah,
·      Ketika ada masalah antara kita, antara siswa dengan sekolah, dan kamu menceritakan masalah itu kepada orang tuamu, ceritakan apa adanya. Jangan karang cerita yang menimbulkan persepsi negatif orang tua kepada guru. Setelah kebencianmu disebabkan masalah itu, kamu ajak pula orang tuamu untuk ikut membenci kami. Orang tua memang tidak mengungkapkan kemarahannya kepada kami. Tapi kami tahu.
Semua telah berlalu. Kami ungkapkan ini untuk diambil hikmahnya. Alangkah lebih baiknya jika kamu berpikir positif atas teguran/sanksi yang diberikan guru/sekolah kepadamu. Kebencianmu menhancurkan dirimu sendiri. Setelah kebencian itu, tak satupun pelajaran dari guru yang bisa masuk ke dalam kepala dan hatimu. Setelah kebencian itu menular kepada orang tuamu, putus hubungan kerjasama antara orang tua dan guru dalam rangka kebaikan dirimu. Cukuplah bahwa kamu pernah melakukan hal ini, jangan diulangi pada masa mendatang.

·      Tegur, sapalah gurumu di mana pun kamu bertemu atau berselisih jalan. Jangan palingkan wajah tampan dan cantikmu itu. Alangkah sedih hati kami ketika itu.
Tahukah kamu Nak, teguran kamu itu seperti air sejuk yang membasahi. Senyummu ketika itu seperti pelangi. Indah penuh warna. Kami bangga mempunyai anak yang banyak. Ke mana pergi di situ ada anak-anak kami. Mereka tegur kami, mereka bagi senyuman terindah. Kalau saat ini saja tegur dan senyum itu sudah tak ada, apatah sepuluh tahun lagi. Kami ingin kalian tetap menjadi anak-anak kami sampai kapan pun. Kami ingin hubungan antara kita tak pernah berakhir sampai kapan pun. Berakhir masa belajar kalian dari sekolah ini bukan berarti berakhir pula hubungan kasih sayang antara kita. Kami bangga kalian menjadi anak-anak kami. Selamanya kami bangga kalian menjadi anak-anak kami.

·      Doakan bapak ibu guru dalam sujudmu, dalam solatmu. Dunia dan akhirat kami telah ikhlas dengan apa yang kami berikan kepada kalian. Dunia akhirat kami telah ikhlas ata apa yang pernah terjadi antara kita. Bapak ibu guru sendantiasa mendokan kebaikan bagimu. Timbangan doa anak-anak yang soleh melebihi beratnya dunia dan segala isinya. Doa yang kalian panjatkan kepada Allah untuk kami dalam tahajudmu lebih kami cintai daripada dunia dan isinya.

·      Berjuanglah kalian menjadi anak-anak yang soleh dan soleha. Itulah harapan tertinggi semua orang tua. Jadi apa pun kalian, jadilah orang yang senantiasa ingin dekat dan dicintai Allah ta’ala. Kami ajarkan kepada kalian: jangan pernah memandang tinggi harta benda dunia ini. Yang tertinggi dari dunia ini adalah iman dan ketakwaan kita kepada Yang Maha Pencipta. Berjuanglah dengan sekutat tenaga untuk akhirat kalian, namun jangan lupakan bagian kalian dari dunia ini. Akhiratlah tujuan utama. Dunia adalah ladang bercocok tanam akhirat. Perbuatlah kebaikan dan amal soleh di dunia ini sebanyak-banyaknya. Jangan pernah terpedaya oleh dunia ini, Nak. Telah banyak manusia yang binasa ketika mereka jadikan dunia ini sebagai tujuan. Kami tidak ingin diri kami dan diri kalian binasa pula. Semoga Allah mempertemukan kita pada kehidupan yang akan datang di surga-Nya yang penuh kenikmatan.


Anak-anakku,
Selamat berjuang menghadapi ujian akhir nasional. Teguhkan hati, luruskan niat, gantungkan harapan kepada Allah semata. Sebutlah nama Allah dalam tiap detik waktumu dengan mengharap pertolongan-Nya.

Kami, para guru, telah memaafkan semua kesalahanmu. Kami iringi kamu dengan doa.


Ya Allah, bukakan pintu hati anak-anak kami dalam menghadapi soal-soal ujian nasional ini.
Mudahkan bagi mereka dalam menjawabnya.

Ya Rohman, berikan yang terbaik yang pantas atas semua kerja keras mereka selama ini. Engkau adalah Zat Yang Mahaadil.

Ya Gaffur, maafkan kesalahan anak-anak kami, ampunkan dosa-dosa mereka. Jangan jadikan kesalahan-kesalahan dan dosa mereka selama ini menjadi penyebab turunnya azab-Mu. Jangan jadikan kesalahan dan dosa mereka jadi alasan bagi-Mu untuk menghancurkan masa depan mereka. Kasihani anak-anak kami ya Allah. Beri mereka  petunjuk kepada jalan-Mu yang lurus.

Ya Allah, Ya Rohman ya Rohiim,
Dengan air mata yang menetes di pipi kami,
Dengan segenap ketulusan hati kami,
Dengan segala amal soleh yang pernah kami lakukan,
Dengan memohon pada kemurahan-Mu,
Dengan merendahkan diri dan membuang semua keangkuhan yang masih bersemayan di hati kami,
Ya Allaa…h,
Luluskan anak-anak kami semua,
Luluskan anak-anak kami semua…
Semuanya …
Semuanya, ya Allah………, Ya Malik, Ya Quddus, Ya Wahhab, Ya Aziz….
La haula wala quwwata illa billaah…..
Tiada daya dan upaya selain dengan pertolongan-Mu.

Amiin ya robbal ‘alamin



Penulis : Malin Batuah