Kritik Sastra
Kritik sastra adalah
menilai kualitas karya sastra secara objektif, baik buruknya, dan kekuatan
serta kelemahan karya tersebut.
Baca dengan cermat contoh kritik sastra berikut.
Pengagungan Penjajah dalam Novel Siti Nurbaya
Novel Siti Nurbaya karangan Marah Rusli siapa
yang tidak kenal. Novel ini telah menjadi sebuah ungkapan/pameo di tengah
masyarakat. Karya ini telah menjadi sebuah lukisan sejarah yang dihafal semua
orang Indonesia hari ini. Kebanyakan kita memahami bahwa Siti Nurbaya adalah
perlambang bagi seorang wanita yang dijajah hak-haknya sebagai wanita. Ia
dipaksa menikah dengan seorang lelaki jahat yang tidak ia sukai. Siti Nurbaya
tak bisa berbuat apa-apa dan pasrah kepada nasib, pun pasrah kepada takdir
kelemahan seorang wanita.
Anggapan tentang tertindasnya Siti Nurbaya
dalam novel ini tidak sepenuhnya benar. Lebih tepatnya, lebih banyak salahnya
daripada benarnya. Benar kalau Siti memang terpaksa untuk mau menikah dengan
Datuk Maringgih. Tapi, adalah salah kalau ada orang/pihak yang memaksa dia
untuk menikah dengan Datuk Maringgih, apalagi ayahnya. Ayahnya tak pernah mau
menyerahkan Siti kepada Datuak Maringgih. Akan tetapi, Siti-lah yang memaksa
ayahnya agar ayahnya mengizinkan dia memenuhi permintaan Datuk Maringgih, yang
meminta Siti untuk menjadi istrinya. Alasan pemaksaaan Siti kepada ayahnya
adalah ia tidak tega melihat ayahnya diseret polisi ke dalam penjara. Siti rela
jadi tumbal bagi kebebasan ayahnya. Ayahnya sangat sayang pada Siti, dan ia
rela untuk masuk penjara.
Jadi, sebenarnya tidak ada kawin paksa dalam
Siti Nurbaya. Yang ada adalah menikah karena dipaksa keadaan atas pilihan
sendiri.
Hal di atas adalah kesalahan anggapan
kebanyakan orang kepada novel Siti Nurbaya. Ada pula sesuatu yang patut dipertanyakan
kepada novel Siti Nurbaya ini, sebagai
renungan bagi kita pembaca. Hal itu adalah suatu kenyataan yang banyak tidak
disadari pembaca bahkan mungkin penulis novel ini sendiri. Kenyataan itu adalah
Syamsul Bahri sebagai tokoh utama telah membelot ke pihak penjajah Belanda.
Semestinya penjajah adalah pihak yang kita
pandang hina sebab ia adalah musuh kita. Penjajah Belanda telah menghinakan
bangsa Indonesia/Nusantara ini beratus-ratus tahun. Kita ditindas, diperbudak,
diperbodoh, diperas harta kekayaan kita dan kekayaan negeri kita. Penjajahan
adalah sesuatu yang patut dikutuk, harus dihapuskan. Jangankan mengangungkan
penjajah ini, malah semestinya kita rela mati demi angkat kakinya mereka dari
tanah pertiwi. Harus penulis katakan bahwa dengan membelotnya
tokoh utama, Syamsul Bahri, menyatakan suatu keadaan bahwa Belanda dipandang
tinggi oleh penulis novel Siti Nurbaya ini.
Syamsul Bahri telah dikondisikan
kepada pembaca oleh penulis bahwa ia adalah seorang yang pintar, terpelajar,
keturunan mulia, santun, dan gagah. Seorang tokoh utama yang mendekati sempurna
dan payah dicari bandingannya dengan tokoh lain yang ada dalam cerita ini.
Demikian seterusnya Syamsul Bahri dikondisikan. Ketika ia salah pun, yaitu saat
tertangkap tangan berduaan dengan Siti yang telah resmi menjadi istri orang,
kita pembaca masih bisa memahaminya. Mengapa kita bisa maklum? Karena telah
dilatari dengan kondisi perasaan kedua orang itu yang memang tak kuat lagi
menahan rasa di hati mereka. Cara pembenaran untuk menutupi kesalahan.
Termasuk hal yang kemudian tak disadari
pembaca adalah ia terus berpihak kepada Syamsul Bahri sekalipun ia telah mengkhianati
bangsanya sendiri. Sedemikian cukup dan masuk akal alasan untuk pembenaran
pilihan Syamsul Bahri ini. Pembenaran yang dilakukan penulisnya yang akan
diamini saja pembaca jika ia tidak teliti dan kritis. Dengan membelotnya tokoh utama ke pihak penjajah
itu artinya penulis telah mengatakan bahwa penjajah berada di pihak yang lebih
tinggi (lebih mulia, lebih benar, dsb.) dibanding bangsa sendiri. Penjajah
diwakili tokoh utama yang terus dicapkan stempel kebaikan pada dirinya. Pribumi diwakilkan kepada Datuk Maringgih
yang dari awal cerita telah digambarkan sedemikian jahat. Tanpa sadar kita
terus membela Syamsul Bahri dan bisa menerima keputusannya menjadi penkhianat
bangsa.
Ada usaha untuk mengagungkan penjajah
dalam novel Siti Nurbaya ini ketika tokoh utama yang disayang oleh
penulis/pembaca berpihak kepada penjajah.
Ini suatu kesalahan yang nyata dan kenyataan itu memang sering pahit.
Penulis
: Abu Syifa
Latihan
Ada tingkah laku
yang tidak patut dicontoh dari tokoh sang anak
dalam cerita Rembulan di Mata Ibu. Ia merupakan cermin tipe anak yang
tidak taat pada orang tuanya. Sayangnya, oleh penulis tokoh anak ini
diposisikan utama dalam hal pemikiran.
Sang anak yang tak sadar akan salahnya tingkah lakunya itu dalam pikirannya
perbuatannya adalah benar. Penulis lalu menggali alasan-alasan mengapa si anak
berbuat seperti itu. Alasan yang sebenarnya berisi pembenaran dari perbuatan.
Timbullah kesan bahwa sang anak memang pantas berbuat seperti yang ia lakukan
itu.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi kritik sastra di atas
adalah ….
A.
Selalu saja anak sangat sulit untuk memberi
penghormatan kepada orang tuanya sendiri.
B.
Tingkah anak yang banyak berbuat salah kepada
orang tuanya telah terjadi dari masa ke masa.
C.
Ada tingkah laku yang tidak patut dicontoh dari
tokoh sang anak dalam cerita Rembulan di Mata Ibu.
D.
Pada suatu tempat di suatu masa sebuah keluarga
hanya terdiri dari seorang anak dan ibunya.
E.
Dalam cerita Rembulan
di Mata Ibu ini kesadaran telah datang pada sang anak karena pengorbanan
ibunya.
Penulis : Malin Batuah