Thursday, May 17, 2012

Kritik Sastra


Kritik Sastra

       Kritik sastra adalah menilai kualitas karya sastra secara objektif, baik buruknya, dan kekuatan serta kelemahan karya tersebut.
Baca dengan cermat contoh kritik sastra berikut.


Pengagungan Penjajah dalam Novel Siti Nurbaya

Novel Siti Nurbaya karangan Marah Rusli siapa yang tidak kenal. Novel ini telah menjadi sebuah ungkapan/pameo di tengah masyarakat. Karya ini telah menjadi sebuah lukisan sejarah yang dihafal semua orang Indonesia hari ini. Kebanyakan kita memahami bahwa Siti Nurbaya adalah perlambang bagi seorang wanita yang dijajah hak-haknya sebagai wanita. Ia dipaksa menikah dengan seorang lelaki jahat yang tidak ia sukai. Siti Nurbaya tak bisa berbuat apa-apa dan pasrah kepada nasib, pun pasrah kepada takdir kelemahan seorang wanita.
Anggapan tentang tertindasnya Siti Nurbaya dalam novel ini tidak sepenuhnya benar. Lebih tepatnya, lebih banyak salahnya daripada benarnya. Benar kalau Siti memang terpaksa untuk mau menikah dengan Datuk Maringgih. Tapi, adalah salah kalau ada orang/pihak yang memaksa dia untuk menikah dengan Datuk Maringgih, apalagi ayahnya. Ayahnya tak pernah mau menyerahkan Siti kepada Datuak Maringgih. Akan tetapi, Siti-lah yang memaksa ayahnya agar ayahnya mengizinkan dia memenuhi permintaan Datuk Maringgih, yang meminta Siti untuk menjadi istrinya. Alasan pemaksaaan Siti kepada ayahnya adalah ia tidak tega melihat ayahnya diseret polisi ke dalam penjara. Siti rela jadi tumbal bagi kebebasan ayahnya. Ayahnya sangat sayang pada Siti, dan ia rela untuk masuk penjara.
Jadi, sebenarnya tidak ada kawin paksa dalam Siti Nurbaya. Yang ada adalah menikah karena dipaksa keadaan atas pilihan sendiri.
Hal di atas adalah kesalahan anggapan kebanyakan orang kepada novel Siti Nurbaya. Ada pula sesuatu yang patut dipertanyakan kepada novel Siti Nurbaya ini,  sebagai renungan bagi kita pembaca. Hal itu adalah suatu kenyataan yang banyak tidak disadari pembaca bahkan mungkin penulis novel ini sendiri. Kenyataan itu adalah Syamsul Bahri sebagai tokoh utama telah membelot ke pihak penjajah Belanda.
Semestinya penjajah adalah pihak yang kita pandang hina sebab ia adalah musuh kita. Penjajah Belanda telah menghinakan bangsa Indonesia/Nusantara ini beratus-ratus tahun. Kita ditindas, diperbudak, diperbodoh, diperas harta kekayaan kita dan kekayaan negeri kita. Penjajahan adalah sesuatu yang patut dikutuk, harus dihapuskan. Jangankan mengangungkan penjajah ini, malah semestinya kita rela mati demi angkat kakinya mereka dari tanah pertiwi.  Harus  penulis katakan bahwa dengan membelotnya tokoh utama, Syamsul Bahri, menyatakan suatu keadaan bahwa Belanda dipandang tinggi oleh penulis novel Siti Nurbaya ini.
Syamsul Bahri telah dikondisikan kepada pembaca oleh penulis bahwa ia adalah seorang yang pintar, terpelajar, keturunan mulia, santun, dan gagah. Seorang tokoh utama yang mendekati sempurna dan payah dicari bandingannya dengan tokoh lain yang ada dalam cerita ini. Demikian seterusnya Syamsul Bahri dikondisikan. Ketika ia salah pun, yaitu saat tertangkap tangan berduaan dengan Siti yang telah resmi menjadi istri orang, kita pembaca masih bisa memahaminya. Mengapa kita bisa maklum? Karena telah dilatari dengan kondisi perasaan kedua orang itu yang memang tak kuat lagi menahan rasa di hati mereka. Cara pembenaran untuk menutupi kesalahan.
       Termasuk hal yang kemudian tak disadari pembaca adalah ia terus berpihak kepada Syamsul Bahri sekalipun ia telah mengkhianati bangsanya sendiri. Sedemikian cukup dan masuk akal alasan untuk pembenaran pilihan Syamsul Bahri ini. Pembenaran yang dilakukan penulisnya yang akan diamini saja pembaca jika ia tidak teliti dan kritis.  Dengan membelotnya tokoh utama ke pihak penjajah itu artinya penulis telah mengatakan bahwa penjajah berada di pihak yang lebih tinggi (lebih mulia, lebih benar, dsb.) dibanding bangsa sendiri. Penjajah diwakili tokoh utama yang terus dicapkan stempel kebaikan pada dirinya.  Pribumi diwakilkan kepada Datuk Maringgih yang dari awal cerita telah digambarkan sedemikian jahat. Tanpa sadar kita terus membela Syamsul Bahri dan bisa menerima keputusannya menjadi penkhianat bangsa.
       Ada usaha untuk mengagungkan penjajah dalam novel Siti Nurbaya ini ketika tokoh utama yang disayang oleh penulis/pembaca berpihak kepada penjajah.  Ini suatu kesalahan yang nyata dan kenyataan itu memang sering pahit.
                                                                                                                                                                                Penulis : Abu Syifa

                                        
Latihan

     Ada tingkah laku yang tidak patut dicontoh dari tokoh sang anak  dalam cerita Rembulan di Mata Ibu. Ia merupakan cermin tipe anak yang tidak taat pada orang tuanya. Sayangnya, oleh penulis tokoh anak ini diposisikan utama  dalam hal pemikiran. Sang anak yang tak sadar akan salahnya tingkah lakunya itu dalam pikirannya perbuatannya adalah benar. Penulis lalu menggali alasan-alasan mengapa si anak berbuat seperti itu. Alasan yang sebenarnya berisi pembenaran dari perbuatan. Timbullah kesan bahwa sang anak memang pantas berbuat seperti yang ia lakukan itu.
Kalimat yang tepat untuk melengkapi kritik sastra di atas adalah ….
A.   Selalu saja anak sangat sulit untuk memberi penghormatan kepada orang tuanya sendiri.
B.    Tingkah anak yang banyak berbuat salah kepada orang tuanya telah terjadi dari masa ke masa.
C.    Ada tingkah laku yang tidak patut dicontoh dari tokoh sang anak  dalam cerita Rembulan di Mata Ibu.
D.   Pada suatu tempat di suatu masa sebuah keluarga hanya terdiri dari seorang anak dan ibunya.
E.    Dalam cerita Rembulan di Mata Ibu ini kesadaran telah datang pada sang anak karena pengorbanan ibunya.

                                       Penulis : Malin Batuah