Wednesday, May 30, 2012

Lapis Struktur dan Lapis Makna Puisi

Lapis Struktur Puisi

Simak dan perhatikanlah penggalan puisi berikut ini!

Pulau Pandan jauh di tengah
Di balik pulau Angsa Dua
Hancur badan di kandung tanah
Budi baik terkenang jua

DOA
Chairil Anwar
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh

...................................................

HAMPA
Chairil Anwar
Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut.
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi
……………………………………
Jika Anda amati ketiga kutipan puisi di atas, terlihat adanya
perulangan bunyi-bunyi yang sama yang mengarah pada suatu irama
tertentu. Persamaan bunyi pada puisi pertama yang dominan terletak
di akhir baris. Perhatikan kata-kata: tengah, dua, tanah, jua. Persamaan
bunyi tersebut mengarah pada bentuk rima berpeluk/berpaut.
Pada puisi kedua terdapat persamaan bunyi pada kata-kata:
Tuhanku, termangu, namaMu serta pada kata-kata: sungguh, seluruh.
Persamaan bunyi tersebut menciptakan efek ritme yang dinamis,
berbeda dengan puisi pertama yang menciptakan efek ritme yang
statis. Puisi kedua menuansakan suasana ketertekanan batin, berat,
sunyi, dan kesedihan. Demikian juga dengan puisi yang ketiga.

LAGU GADIS ITALI
Buat Silvana Maccari
Sitor Situmorang
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Jika musimmu tiba nanti
Jemput abang di teluk Napoli.
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja di bukit Itali
Sehari abang lalu pergi
Adik rindu setiap hari.
...........................................
Pada puisi di atas Anda temukan perulangan bunyi yang cerah
seperti bunyi vokal i, e, a yang dominan dan adanya suasana
kegembiraan serta kesenangan. Perulangan bunyi yang bernuansa
cerah disebut euphony. Perulangan bunyi vokal o, u, atau diftong
ou akan menimbulkan nuansa berat, ketertekanan batin, mengerikan,
kebekuan, kesunyian, atau kesedihan yang disebut cacophony.
Pengaruh bunyi/rima dalam puisi sangat besar, karena:
a. menciptakan nilai keindahan lewat unsur musikalitas dan kemerduan.
b. menuansakan suatu makna tertentu sebagai wujud rasa dan
sikap penyairnya.
c. menciptakan suasana tertentu sebagai perwujudan suasana batin
dan sikap penyairnya.

Disamping penggunaan rima dan irama, dalam memahami puisi
kita perlu memperhatikan lapis bentuk/struktur yang lain dari puisi,
seperti: diksi, baris, enjabemen, bait, dan tipografi.



Lapis Makna Puisi

Untuk memahami secara utuh sebuah puisi, di samping harus
memahami lapis bentuk/struktur, kita perlu pahami lapis makna puisi
serta unsur ekstrinsik yang turut mendukung; seperti biografi pengarang,
latar sosial, budaya, politik saat puisi dibuat, dan sebagainya.
Yang termasuk lapis makna dalam puisi adalah:
a. tema/sense adalah gagasan pokok yang diciptakan/dilukiskan
oleh penyair melalui puisinya.
b. perasaan/feeling adalah sikap penyair terhadap tema yang
dikemukakan dalam puisinya.
c. nada dan suasana/tone adalah sikap penyair terhadap pembaca/
penikmat puisi.
d. amanat adalah pesan yang hendak disampaikan oleh penyair.
Amanat seringkali tersirat di balik kata-kata yang disusun dan
juga berada di balik tema yang diungkapkan. Seringkali amanat
ini tidak disadari penyair.
Cermatilah puisi berikut ini!

      Perasaan Seni
Bagaikan banjir gulung-gemulung,
Bagaikan topan seruh-menderuh,
Demikian rasa,
datang semasa,
Mengalir, menimbun, mendesak, mengepung,
Memenuhi sukma, menawan tubuh.
Serasa manis sejuknya embun,
Selagu merdu dersiknya angin,
Demikian rasa,
datang semasa,
Membisik, mengajak, aku berpantun,
Mendayung jiwa ke tempat diingin.
Jika kau datang sekuat raksasa,
Atau kau menjelma secantik juita,
Kusedia hati,
Akan berbakti,
Dalam tubuh Kau berkuasa,
Dalam dada Kau bertakhta
       J.E. Tatengkeng