Thursday, May 31, 2012

Kata Depan "dari" dan "daripada

 Kata "dari"  

    Kata   dari  dipakai untuk menunjukkan arah (tempat) asal (asal-usul).
Perhatikan contoh-contoh berikut:
1. Pak Yudi berangkat dari Padang pukul  7.30.
2. Perhiasan Bu Mora terbuat dari emas murni.

Kata dari tidak dipakai untuk menyatakan milik atau kepunyaan.

     Contoh-contoh di bawah ini menunjukkan pemakaian kata dari yang tidak benar.
1. Anggota DPRD dari Bengkalis mengadakan kunjungan ke daerah Gunung Pangilun.
2. Anak dari tetangga Pak Salman telah meninggal dunia.



Kata "daripada"

     Kata daripada berfungsi untuk membandingkan sesuatu benda atau hal dengan benda atau hal lainnya.
Perhatikan contoh:
1. Orang Batak lebih  sukar dipahami daripada orang Minang.
2. Orang beriman lebih baik daripada orang ingkar.

Berikut contoh-contoh pemakaian kata daripada yang tidak benar.
1. Para pejabat itu semestinya tahu bahwa kepentingan daripada rakyat adalah yang utama.
2. Sejarah daripada perjuangan bangsa ini telah membuktikan bahwa imanlah sumber inspirasi dan motivasi
    yang paling kuat.

Dikutip dengan penyesuaian dari buku Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia, Sabarti Akhaidah, dkk.

Wednesday, May 30, 2012

Majas


Dalam penggunaan bahasa, untuk berbagai keperluan, baik lisan
maupun tulisan, baik resmi maupun tidak resmi, kita sering menggunakan
atau menemukan penggunaan majas. Penggunaan majas
tersebut salah satunya untuk mengungkapkan suatu maksud.
Untuk mempermudah pemahaman Anda, di bawah ini akan
diuraikan macam-macam majas, sebagai berikut.

1. Litotes
Majas yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan
merendahkan diri. Sesuatu hal dinyatakan kurang dari keadaan sebenarnya
atau suatu pikiran dinyatakan dengan menyangkal lawan
katanya. Contoh:
a. Kedudukan saya ini tidak ada artinya sama sekali.
b. Apa yang kami hadiahkan ini sebenarnya tidak ada artinya
sama sekali bagimu.

2. Paradoks
Majas yang mengandung pertentangan nyata dengan fakta-fakta
yang ada. Paradoks dapat juga berarti semua hal yang menarik perhatian
karena kebenarannya. Contoh:
a. Ia mati kelaparan di tengah-tengah kekayaan yang
berlimpah-limpah.
b. Dina merasa kesepian di tengah-tengah keramaian kota.

3. Pleonasme
Majas ini mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada yang
diperlukan. Contoh:
a. Saya telah mendengar hal itu dengan telinga saya sendiri.
b. Saya melihat kejadian itu dengan mata kepala saya
sendiri.

4. Elipsis
Majas ini berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang
dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca atau
pendengar, sehingga struktur gramatikal atau kalimatnya memenuhi
pola yang berlaku. Contoh:
Masihkah kau tidak percaya bahwa dari segi fisik engkau
tak apa-apa, badanmu sehat; tetapi psikis ... .

5. Metonimia
Majas ini mempergunakan sebuah kata untuk menyatakan suatu
hal lain, karena mempunyai pertalian yang sangat dekat. Contoh:
Pena lebih berbahaya dari pedang.

6. Persamaan atau simile
Majas ini mengandung perbandingan yang bersifat eksplisit. Yang
dimaksud dengan perbandingan yang bersifat eksplisit adalah langsung
menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Untuk itu, ia
memerlukan upaya yang secara eksplisit menunjukkan kesamaan
itu, yaitu kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan
sebagainya. Contoh:
a. Kikirnya seperti kepiting batu.
b. Mukanya merah laksana kepiting rebus.

7. Metafora
Majas ini semacam analogi yang membandingkan dua hal secara
langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya
darat, buah hati, cindera mata, dan sebagainya. Makna sebuah
metafora dibatasi oleh sebuah konteks. Contoh:
Perahu itu menggergaji ombak.

8. Personifikasi
Majas kiasan yang menggambarkan benda-benda mati seolaholah
memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Personifikasi (penginsanan)
merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang mengiaskan
benda-benda mati bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia.
Contoh:
a. Angin yang meraung di tengah malam yang gelap itu
menambah lagi ketakutan kami.
b. Kata-katanya tajam seperti mata pisau.

9. Ironi atau sindiran
Majas ini ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud
berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya.
Contoh:
a. Saya tahu Anda adalah seorang gadis yang paling cantik
di dunia ini yang perlu mendapat tempat terhormat!
b. Kamu datang sangat tepat waktu, sudah 5 mobil tujuan
kita melintas.

10. Sinisme
Sinisme adalah sindiran yang berbentuk kesangsian yang
mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Contoh:
Tidak diragukan lagi bahwa Andalah orangnya, sehingga
semua kebijaksanaan terdahulu harus dibatalkan seluruhnya!

11. Sarkasme
Majas ini lebih kasar dari ironi dan sinisme. Majas sarkasme
mengandung kepahitan dan celaan yang getir. Contoh:
a. Mulut harimau kau!
b. Lihat sang Raksasa itu! (maksudnya si Cebol)

12. Sinekdoke
Semacam bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian dari
sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau
mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totem
pro parte). Contoh:
a. Setiap kepala dikenakan sumbangan sebesar Rp 1.000,00
(pars pro toto).
b. Pertandingan sepak bola antara Indonesia melawan Malaysia
berakhir dengan kemenangan Indonesia (totem
pro parte).

13. Hiperbola
Majas yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan,
dengan membesar-besarkan sesuatu hal. Contoh:
a. Kemarahanku sudah menjadi-jadi hingga hampir
meledak kepalaku.
b. Sudilah tuan mampir di gubuk sederhana saya.

14. Eufimisme
Majas yang menyatakan sesuatu dengan ungkapan yang lebih
halus. Contoh:
a. Untuk menjaga kesetabilan ekonomi, pemerintah menetapkan
kebijakan penyesuaian harga BBM. (kenaikan
harga).
b. Untuk mengatasi masalah keuangan, perusahaan itu
merumahkan sebagian karyawannya. (mem-PHK).

15. Litotes
Majas yang menyatakan sesuatu lebih rendah dengan keadaan
sebenarnya. Contoh:
Apalah artinya saya ini, sedikit yang bisa saya sumbangkan
bagi generasi bangsaku.

16. Retoris
Majas ini berupa pertanyaan yang tidak menuntut suatu jawaban.
Contoh:
Bukankah kita ini bangsa yang beragam adat, suku, dan
budaya, mengapa hendak diseragamkan?

Lapis Struktur dan Lapis Makna Puisi

Lapis Struktur Puisi

Simak dan perhatikanlah penggalan puisi berikut ini!

Pulau Pandan jauh di tengah
Di balik pulau Angsa Dua
Hancur badan di kandung tanah
Budi baik terkenang jua

DOA
Chairil Anwar
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu
Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh

...................................................

HAMPA
Chairil Anwar
Sepi di luar. Sepi menekan mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut.
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti.
Sepi
……………………………………
Jika Anda amati ketiga kutipan puisi di atas, terlihat adanya
perulangan bunyi-bunyi yang sama yang mengarah pada suatu irama
tertentu. Persamaan bunyi pada puisi pertama yang dominan terletak
di akhir baris. Perhatikan kata-kata: tengah, dua, tanah, jua. Persamaan
bunyi tersebut mengarah pada bentuk rima berpeluk/berpaut.
Pada puisi kedua terdapat persamaan bunyi pada kata-kata:
Tuhanku, termangu, namaMu serta pada kata-kata: sungguh, seluruh.
Persamaan bunyi tersebut menciptakan efek ritme yang dinamis,
berbeda dengan puisi pertama yang menciptakan efek ritme yang
statis. Puisi kedua menuansakan suasana ketertekanan batin, berat,
sunyi, dan kesedihan. Demikian juga dengan puisi yang ketiga.

LAGU GADIS ITALI
Buat Silvana Maccari
Sitor Situmorang
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit Itali
Jika musimmu tiba nanti
Jemput abang di teluk Napoli.
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja di bukit Itali
Sehari abang lalu pergi
Adik rindu setiap hari.
...........................................
Pada puisi di atas Anda temukan perulangan bunyi yang cerah
seperti bunyi vokal i, e, a yang dominan dan adanya suasana
kegembiraan serta kesenangan. Perulangan bunyi yang bernuansa
cerah disebut euphony. Perulangan bunyi vokal o, u, atau diftong
ou akan menimbulkan nuansa berat, ketertekanan batin, mengerikan,
kebekuan, kesunyian, atau kesedihan yang disebut cacophony.
Pengaruh bunyi/rima dalam puisi sangat besar, karena:
a. menciptakan nilai keindahan lewat unsur musikalitas dan kemerduan.
b. menuansakan suatu makna tertentu sebagai wujud rasa dan
sikap penyairnya.
c. menciptakan suasana tertentu sebagai perwujudan suasana batin
dan sikap penyairnya.

Disamping penggunaan rima dan irama, dalam memahami puisi
kita perlu memperhatikan lapis bentuk/struktur yang lain dari puisi,
seperti: diksi, baris, enjabemen, bait, dan tipografi.



Lapis Makna Puisi

Untuk memahami secara utuh sebuah puisi, di samping harus
memahami lapis bentuk/struktur, kita perlu pahami lapis makna puisi
serta unsur ekstrinsik yang turut mendukung; seperti biografi pengarang,
latar sosial, budaya, politik saat puisi dibuat, dan sebagainya.
Yang termasuk lapis makna dalam puisi adalah:
a. tema/sense adalah gagasan pokok yang diciptakan/dilukiskan
oleh penyair melalui puisinya.
b. perasaan/feeling adalah sikap penyair terhadap tema yang
dikemukakan dalam puisinya.
c. nada dan suasana/tone adalah sikap penyair terhadap pembaca/
penikmat puisi.
d. amanat adalah pesan yang hendak disampaikan oleh penyair.
Amanat seringkali tersirat di balik kata-kata yang disusun dan
juga berada di balik tema yang diungkapkan. Seringkali amanat
ini tidak disadari penyair.
Cermatilah puisi berikut ini!

      Perasaan Seni
Bagaikan banjir gulung-gemulung,
Bagaikan topan seruh-menderuh,
Demikian rasa,
datang semasa,
Mengalir, menimbun, mendesak, mengepung,
Memenuhi sukma, menawan tubuh.
Serasa manis sejuknya embun,
Selagu merdu dersiknya angin,
Demikian rasa,
datang semasa,
Membisik, mengajak, aku berpantun,
Mendayung jiwa ke tempat diingin.
Jika kau datang sekuat raksasa,
Atau kau menjelma secantik juita,
Kusedia hati,
Akan berbakti,
Dalam tubuh Kau berkuasa,
Dalam dada Kau bertakhta
       J.E. Tatengkeng

Unsur Serapan Asing

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur
dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah (lokal) maupun
dari bahasa asing, seperti Sanskerta, Arab, Portugis, dan Belanda.
Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia
dapat dibagi atas 3 golongan besar, yaitu:
1. Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia. Unsur pinjaman ini dapat dipakai dalam
konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih
mengikuti cara asing.
Contoh: reshuffle, shuttle cock, real estate, dan sebagainya.

2. Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia. Diusahakan agar ejaannya
hanya diubah seperlunya sehingga dapat dibandingkan dengan
bentuk asalnya.

3. Unsur yang sudah lama terserap dalam bahasa Indonesia tidak
perlu lagi diubah ejaannya.
Contoh: otonomi, dongkrak, paham, aki, dan sebagainya


Berikut ini kaidah penyesuaian ejaan unsur serapan dari bahasa
asing ke dalam bahasa Indonesia.

1. -al, eel, -aal (Belanda) menjadi -al, contoh:
• national menjadi nasional
• rationeel, rational menjadi rasional
• normaal, normal menjadi normal

2. (Sansekerta) menjadi s- contoh:
• çabda menjadi sabda
• çastra menjadi sastra

3. oe- (Yunani) menjadi e- contoh:
• oestrogen menjadi estrogen
• oenology menjadi enologi

4. kh- (Arab) tetap kh- contoh:
• khusus tetap menjadi khusus
• akhir tetap menjadi akhir

5. oo (Inggris) menjadi u contoh:
• cartoon menjadi kartun
• proof menjadi pruf

5W+H

Unsur-unsur berita adalah jawaban
dari 5W+H
5W adalah what, who, why, when,
dan where. H adalah how.
What : Apa yang terjadi?
Who : Siapa yang terlibat dalam
peristiwa itu?
Why : Mengapa hal itu bisa terjadi?
When : Bilamana atau kapan peristiwa
itu terjadi?
Where : Di mana peristiwa itu
terjadi?
How : Bagaimana peristiwa itu
bisa terjadi?

GLOSARIUM

alur merupakan jalinan peristiwa dalam karya-karya sastra yang
ditampilkan untuk mencapai efek tertentu

antagonis tokoh penentang tokoh utama (protagonis)

antalogi puisi merupakan kumpulan karya puisi pilihan dari
seseorang atau beberapa orang pengarang

babak bagian besar yang terdiri atas beberapa adegan dari suatu
lakon atau cerita drama

biografi merupakan buku yang memuat perjalanan hidup, halhal
yang mengesankan, dan pantas menjadi teladan

biografi berasal dari kata ‘bios’ dan ‘graphos’. Bios berarti
‘riwayat atau sejarah hidup’ dan graphos berarti ‘tulisan’

denah gambar yang menunjukkan letak kota, jalan, dan
sebagainya

diskusi merupakan pembicaraan antara dua orang atau lebih
yang bertujuan mencari kesepakatan dalam memecahkan
suatu masalah

ensiklopedi buku atau serangkaian buku yang menghimpun
keterangan tentang berbagai hal dalam bidang seni dan ilmu
yang disusun menurut abjad atau menurut lingkungan ilmu

latar lukisan peristiwa atau kejadian yang menimpa beberapa
tokohnyapada suatu waktu di suatu tempat

monolog percakapan yang hanya dilakukan oleh satu orang
pemain

membaca memindai membaca untuk mendapatkan informasi
tanpa memperhatikan informasi sekelilingnya, jadi langsung
ke masalah atau fakta yang dicari

menyunting merupakan kegiatan mengolah sebuah tulisan
dengan memperhatikan sistematika penyajian maupun
bahasa tanpa mengubah isi tulisan

novel terjemahan novel yang dikarang oleh pengarang asing
atau novel yang diterjemahkan dari suatu bahasa ke bahasa
lain

poster merupakan plakat yang dipasang di tempat-tempat
umum berupa pemberitahuan atau menawarkan sesuatu.

Poster yang berisi pemberitahuan disebut pengumuman.

Poster yang menawarkan sesuatu disebut iklan

prolog penjelasan yang disampaikan sebelum suatu
pertunjukkan drama dimulai (pembukaan)

proposal rencana yang disusun sebelum melaksanakan kegiatan

protagonis tokoh utama atau tokoh sentral dalam cerita rekaan
(drama, novel, cerpen, dan lain-lain)

resensi pertimbangan atau pembicaraan tentang buku (ulasan
buku)

saran sumbangan pemikiran untuk memecahkan masalah

slogan pernyataan atau kalimat pendek yang menarik atau
mencolok dan mudah diingat

sutradara orang yang bertanggung jawab memimpin
pementasan drama secara keseluruhan

tanda baca tanda grafis yang dipergunakan untuk memisahkan
berbagai bagian dari satuan bahsa tertulis yang sedikit banyak
mempengaruhi makna satuan bahasa tersebut

tema dasar cerita atau pokok persoalan yang mendominasi suatu
karya sastra

wartawan/reporter orang yang mempunyai pekerjaan khusus
mencari peristiwa dan menuliskannya menjadi berita di media
massa

wawancara merupakan percakapan dalam bentuk tanya jawab

Soal

Waktu menunjukkan pukul 10.30 ketika aku dan
rombongan tiba di danau Sarangan. Suasana agak ramai karena
kebetulan hari itu hari Minggu. Kulihat banyak juga rombongan
dari sekolah lain. Memang danau ini sangat indah. Airnya yang
biru, udaranya sejuk, dan hutan pinus yang hijau lampu menarik
wisatawan untuk selalu datang ke sini.
1. Paragraf tersebut merupakan ....
a. laporan pertanggungjawaban
b. laporan perjalanan
c. laporan keadaan
d. laporan keuangan

2. Pertanyaan yang sesuai dengan paragraf tersebut adalah ….
a. Mengapa kedaan danau Sarangan ramai?
b. Di mana letak danau Sarangan?
c. Mengapa air danau tampak biru?
d. Bagaimana danau itu selalu bersih?

3. Penggalan laporan tersebut disusun berdasarkan ….
a. urutan waktu
b. urutan tempat
c. urutan kejadian
d. urutan topik

4. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menyampaikan laporan secara lisan, kecuali ....
a. kalimat harus efektif
b. informasi penting harus termuat
c. informasi tidak penting ditulis saja
d. jelas dalam penyampaiannya

5. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
menanggapi laporan, kecuali ....
a. berlaku sopan
b. langsung berbicara
c. tidak memaksa
d. tidak ngotot

6. Hal yang tidak perlu diamati jika ingin memperoleh data
tentang musium dirgantara yaitu ….
a. keadaan luar museum dirgantara
b. keadaan dalam musium dirgantara
c. cara memperoleh benda-benda museum
d. keistimewaan museum dirgantara

7. Salam pembuka surat dinas yang tepat adalah ….
a. salam kasih c. dengan hormat
b. salam hormat d. dengan kasih

8. Penulisan alamat yang tepat adalah ….
a. Yth. Ibu Daniar Surya
SMP Kasih Bunda
b. yth. Ibu daniar surya
smp kasih bunda
c. yth. Ibu Daniar Surya
SMP KASIH BUNDA
d. Ibu Daniar Surya
SMP Kasih Bunda Wamena

9. Hal yang harus diperhatikan dalam membaca denah
adalah ....
a. arah mata angin c. tempat memulai
b. penanda denah d. tempat mengakhiri

10. Bahasa petunjuk yang tepat tedapat dalam kalimat ….
a. tutup pintu kulkas c. antri satu per satu
b. matikan lampu d. tulis di papan tulis

11. Masa berakhir sebuah produk kemasan dapat ditulis
seperti ….
a. No. Reg. c. No. Bach.
b. Exp. Date. d. Dosis rendah

12. Polisi telah menetapkan J sebagai tersangka kasus
pemotongan rel kereta api di Dusun Kramat, Grobogan,
Jawa Tengah. Tersangka ini juga mengaku ikut
menggergaji rel yang menyebabkan anjloknya KA
Gumarang 12 Agustus silam.
Unsur why (mengapa) dalam wacana tersebut adalah ….
a. J. sebagai tersangka
b. pemotongan rel kereta api
c. ikut menggergaji rel kereta api
d. polisi menetapkan tersangka

13. Penempatan jeda secara tepat adalah ….
a. Gempa melanda / daerah Sumatra bagian / selatan //
b. Gempa / melanda daerah / Sumatra bagian / selatan //
c. Gempa / telah menghancurkan / ratusan rumah dan
bangunan //
d. Gempa telah / menghancurkan / ratusan rumah dan
bangunan //

14. Pembacaan teks berita yang tepat adalah ….
a. Daerah /gempa / rawan / tanah longsor //
b. Daerah gempa / rawan tanah / longsor //
c. Daerah gempa / rawan / tanah longsor //
d. Daerah / gempa / rawan / tanah / longsor //

15. Kalimat sanggahan dalam diskusi antara lain
a. Saudara Tatik ini gimana? Masak seperti itu.
b. Menurut pendapat saya sebaiknya pelaksanaannya
diundur.
c. Ya, udah terserah aja! Kalo hanya gitu.
d. Tak usah emosi, masak ibu begitu marah.

16. Berikut ini tata cara mengajukan usul yang baik, kecuali ….
a. mengacungkan tangan terlebih dahulu
b. tidak memotong pekerjaan
c. tetap sabar dan tidak ngotot
d. menggebrak meja agar semua diam

17. Berikut ini yang termasuk slogan penerangan adalah ….
a. Gugur satu tumbuh seribu.
b. Terus terang, terang terus.
c. Habis gelap, terbitlah terang.
d. Suaramu adalah nenekmu.

18. Perhatikan susunan acara berikut!
1) Hiburan 3) Pembukaan
2) Penutup 4) Sambutan kepala SMP
Urutan susunan acara yang tepat adalah ….
a. 3- 4 – 1 – 2 c. 4 – 3 – 2 – 1
b. 3 – 1 – 2 – 4 d. 3 – 4 – 2 – 1

19. Berikut ini yang merupakan kalimat efektif adalah ....
a. Raihan belajar menari Jawa di ruang tengah.
b. Jangan lupa kembalikan sebelum minggu ini.
c. Aduh, kucing itu lari di mana?
d. Kenapa selalu menundukkan kepala, Tuan?

20. Ruri memang cantik. Jika beliau berjalan semua mata
memandangnya. Jalannya gemulai, matanya meredup. Ya,
Ia memang yang berdedikasi tinggi.
Paragraf tersebut termasuk paragraf ….
a. deduktif
b. induktif
c. campuran
d. defresi

21. Pasangan kata kajian dan popular yang sesuai adalah ….
a. konsumsi – pemakai
b. distribusi – agen
c. model – tiruan
d. transparan – maya

22. Berikut ini yang merupakan kalimat pasif
a. Jangan meminum minumanku!
b. Minum itu sebaiknya digunakan.
c. Walau ditertawakan ia tetap tenang.
d. Arman menendang bola di depan.

23. Kalimat dengan kata seru yang tepat adalah ….
a. Cis, bagus sekali bajumu!
b. Nen, lagunya enak sekali?
c. Aduh, genitnya adikmu.
d. Alhamdulillah, kita selamat.

24. Kalimat efektif yang tepat adalah ….
a. Kami dilarang keluar rumah.
b. Doni merangkul pacar barunya.
c. Retno mengelilingi dengan semangat.
d. Kami saling tolong menolong.

25. Berikut ini contoh petunjuk positif, kecuali ….
a. Kocok dahulu sebelum diminum.
b. Simpan di tempat teduh.
c. Dilarang lewat di sini.
d. Tundukkan kepala sejenak.

26. Ibu: “Jadi beginikah balasanmu, anakku?”
“Setelah aku mengandungmu selama 9 bulan.”
Kutipan drama tersebut diucapkan dengan ekspresi ….
a. bahagia
b. sedih
c. marah
d. gelisah

27. Alun membawa bidukku perlahan
Dalam kesunyian malam waktu
Tidak berpawang tidak berkawan
Entah ke mana aku tak tahu
Puisi di atas menggambarkan ….
a. pelayaran di malam tak berbintang
b. pelayaran tak berawak dan berkawan
c. pelayaran tak bertujuan
d. pelayaran dalam kesunyian

28. Hazil dan guru Isa tertangkap. Mereka berdua disiksa. Hasil
yang dinilai guru Isa sebagai seorang pemberani ternyata
sangat lemah. Bebeapa kali saja ditampar Hazil menyerah
dan mengakui perbuatannya dan menghianati perjuangan.
Sebaliknya guru Isa, semakin disiksa semakin timbul
keberaniannya. Kekejaman musuh tidak membuat guru Isa
menjadi lumpuh.
(Mochar Lubis, Jalan Tak Ada Ujung)
Watak guru Isa adalah ….
a. sabar
b. pengecut
c. berani
d. tabah

29. Coba Matematikakan
Berapa meter kubik hujan yang dicurahkan? Berapa banyak
udara yang bergerak di dunia?
Adakah mampu matematika menjabarkan karunia dan
anugerah Tuhan?
(Mohammad Prasidha Sirait)
Misi (pesan) puisi di atas adalah ....
a. membangkitkan semangat belajar
b. mempertebal kemurahan Tuhan
c. membangkitkan rasa syukur
d. mempertebal rasa keagamaan

30. Di kampong Ranah, di kota Padang adalah sebuah rumah
kayu, beratapkan seng. Letaknya jauh dari pohon-pohon
kayu yang rindang. Jika ditilik perkakas rumah ini dan
susunannya nyatalah rumah ini suatu rumah yang tidak
dipelihara benar-benar karena sekalian yang ada di dalamnya
telah tua kotor dan tempatnya tiada dengan baik. Di serambi
muka hanya ada sebuah lampu gantung macam lama yang
telah berkarat besi-besinya.
Unsur intrinsik yang tampak pada penggalan roman Siti
Nurbaya di atas adalah ….
a. tema c. perwatakan
b. setting d. alur

Langkah-Langkah Membuat Rangkuman

1. Menandai kata-kata yang sulit

2. Menggaris bawahi hal-hal yang penting.
Seperti contoh berikut ini.
Jamu adalah obat tradisional berbahan tumbuhan.
Rempah adalah bumbu masak berasal dari tumbuhan.
Banyak orang memanfaatkan tumbuhan sebagai obat.

3. Menentukan pikiran utamanya.
Seperti contoh berikut ini.
Jamu adalah rempah berasal dari tumbuhan.
Jamu adalah obat yang dibuat dari tumbuhan obat, baik dari
buah, bunga, daun, tangkai, akar maupun kulit.
Rempah berasal dari tumbuhan yang memberikan aroma
dan rasa khusus pada makanan.

4. Menyusun dalam bentuk rangkuman.
Seperti contoh berikut ini.
Jamu dan rempah berasal dari tumbuhan. Jika jamu
digunakan untuk obat, rempah berguna memberikan aroma
dan rasa khusus pada makanan.

Poster dan Slogan

Poster
merupakan plakat atau tempelan yang biasanya berisi
pengumuman dan ditempel di tempat-tempat umum. Bahasa
yang digunakan dalam poster haruslah singkat, mudah
dimengerti, dan mudah diingat. Selain itu, harus menarik
perhatian bagi orang yang melihat dan membacanya
Contoh:
Kunjungilah!
Pameran Batik
Terlengkap, Terbesar
di Beteng Plaza
Solo, 5 - 10 Juni 2007
Dapatkan Discount 10% - 30%

Slogan
merupakan kalimat pendek yang menarik atau
mencolok dan mudah diingat. Slogan biasanya bertujuan
menumbuhkan semangat atau motivasi.
Contoh:
Sekali merdeka, tetap merdeka
Sekali di udara, tetap di udara
TVRI menjalin persatuan dan kesatuan

Master of Ceremoni

Pembawa acara atau MC (Master of Ceremoni)
mempunyai tugas penting dalam pelaksanaan suatu
acara. Mengapa? Karena pembawa acara merupakan
orang yang harus mampu menciptakan susana akrab,
tertib dan meriah. Selain itu, juga bertanggung jawab
atas lancarnya acara demi acara.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pembawa
acara, yaitu:
a. Pelafalan
Pembawa harus mampu melafalkan /mengucapkan
bunyi-bunyi bahasa secara tepat.
Contoh: Saudara ---> bukan sodara
Mufakat ---> bukan mupakat

b. Diksi
Pembawa acara hendaknya mampu memilih kata yang
disesuaikan dengan pendengarnya. Kata-kata yang
digunakan tepat, jelas, dan bervariasi. Hal yang paling penting
adalah mudah dimengerti.
Contoh: Kata ‘kerja sama’ lebih mudah dimengerti dari pada ‘sinergi’
Kata ‘tepat’ lebih mudah dari kata ‘efektif’
Kata ‘hemat’ lebih mudah dari kata ‘efisien’

c. Intonasi
Intonasi meliputi tekanan, nada, tempo, dan jeda. Tekanan
menyangkut keras lembutnya suara, nada berkaitan dengan
tinggi rendahnya suara, tempo berhubungan dengan cepat
lambatnya bicara, dan jeda menyangkut penghentian.

d. Penampilan
Pembawa acara harus percaya diri, jangan terlihat ragu-ragu
dan mampu bersikap santun. Kesantunan sikap akan
menimbulkan rasa simpati.


Berikut ini contoh susunan acara perpisahan siswa kelas IX
1. Pembukaan oleh pembawa acara
2. Sambutan dari kepala sekolah
3. Pengumuman lulusan terbaik
4. Sambutan ketua OSIS
5. Hiburan
6. Penyerahan kenang-kenangan
7. Penutup

Setelah kalian dapat menyusun acara, coba perhatikan uraian
pembawa acara berikut ini!
Selamat malam,
Yang terhormat para ....
Hadirin yang saya hormati,
Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke
hadirat Tuhan karena ..........
Selanjutnya kami ucapkan terima kasih atas kehadiran ....
Pada acara .......................
Sebagai pembawa acara, akan saya bacakan susunan acara .....
Karena waktu telah menunjukkan pukul ......................
marilah acara kita mulai dengan ....................
Selanjutnya mudah-mudahan Tuhan mengabulkan doa kita.
Acara yang kedua adalah .............................. yang bertugas
disilakan menuju mimbar.
Demikian ................... dari ................... Acara selanjutnya
adalah .......................... saya panggil ......................... untuk
................... Acara demi acara telah kita lalui bersama. Tibalah
saatnya kita mengakhiri acara ini. Sebelum acara ditutup,
sebagai pembawa acara saya mohon maaf jika ada tutur kata
yang kurang berkena. Marilah acara ini kita tutup dengan
..........

Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Menulis Puisi

1. Artikulasi: persamaan konsonan
Contoh:
Berkata benar ibadah karena lidah punya Allah
Bukan beta bijak berpura

2. Asonami: persamaan vokal
Contoh:
Gerimis pada jiwa terbakar luas sabana
Tanah terbuka menemui udara dari lembah utara

3. Rima awal: persamaan bunyi pada awal larik (baris)
Contoh:
Angin bangkit bulan Agustus
Adalah kebangkitan harapan
Atas kesia-siaan putus asa

4. Rima tengah: persamaan bunyi pada tengah larik/baris
Contoh:
Jika aku seorang pujangga
maka aku tulis sebuah syair
Jika aku seorang kelana
maka aku ucap seuntai zikir

5. Rima akhir: persamaan bunyi pada akhir larik/baris
Contoh:
Kemanakah pergi
Mencari api
Ketika bara hati
Padam tak berarti

Aturan Penulisan Naskah Drama

1. Deskripsi tokoh secara rinci
Pada awal naskah drama harus dijelaskan siapa saja pelaku
naskah tersebut dan pelukisan kondisi tokoh tersebut. Perhatikan
contoh berikut ini!
GERIMIS DI SENJA KALA
Para pelaku
1. Gina : Seorang gadis berumur 25 tahun, parasnya
cantik namun judes, bicaranya ceplas-ceplos.
2. Hastin : Seorang gadis berumur 28 tahun, ia merupakan
teman Gina, perangainya halus, tutur katanya
sopan. Ia terlibat rebutan pacar dengan Gina,
adiknya.

2. Gambaran pentas dengan kelengkapannya
Pada setiap awal adegan harus dilukiskan penggambaran
panggung sebagai latar situasi. Penggambaran panggung ini akan
dijadikan pedoman bagi penata panggung dalam
mempersiapkan peralatan di atas panggung.
Contoh :
Pentas menggambarkan sebuah ruang tamu sederhana,
terdapat satu stel kursi tamu model kuno dan di sudut
ruangan terdapat vas bunga yang sudah usang.

3. Petunjuk ekspresi
Petunjuk ekspresi akan dijadikan pedoman bagi pemeran
dalam mengucapkan vokal, melakukan gerak, dan melakukan
blocking.
Contoh petunjuk ekspresi berikut ini.
Gina : (sambil tersenyum sinis) Hastin, kamu kira aku
menyerah begitu saja, tidak, tidak Hastin, (sambil
membanting dompet ke atas meja) kita taruhan, siapa
yang bakal jadian sama Farhan, aku atau kau!!

Latihan yang Perlu Dilakukan dalam Pementasan Drama

1. Latihan vokal, tekanan, emosi, gestur, dan konsentrasi
a. Drama dimainkan dengan mengandalkan kekuatan
vokal para pemerannya. Oleh karena itu, latihan untuk
menguatkan vokal ini harus ditekuni. Latihan ini bisa
berupa pengucapan vokal a, i, u, o, e. Vokal harus jelas
dan keras karena pentas drama tidak menggunakan
pengeras suara.

b. Latihan tekanan dilakukan dengan mengucapkan
kalimat-kalimat yang mendapatkan tekanan pada katakata
tertentu.
Misalnya : ucapkan kalimat berikut dengan tekanan pada
kata yang digarisbawahi!
Kamu harus memenuhi permintaan itu!
Kamu harus memenuhi permintaan itu!
Kamu harus memenuhi permintaan itu!

c. Latihan emosi dilakukan dengan melatih kepekaan hati
atau perasaan kalian hingga menjadi mudah untuk
diajak berekspresi baik untuk marah, menangis, tertawa,
membentak, dan sebagainya.
Laitihan dapat dilakukan dengan melakukan
perenungan, pejamkan mata pikirkan sesuatu yang
menyedihkan terus lakukan hingga tanpa terasa air mata
kalian meleleh keluar sebagai ekspresi kesedihan. Setelah
beberapa lama kalian bersedih cobalah untuk tiba-tiba
tertawa terbahak-bahak dan seterusnya.

d. Latihan gestur adalah melatih gerak tubuh untuk
mendukung ekspresi dialog, misalnya tangan
menunjuk, mengangkat kedua telapak tangan sebagai
ekspresi kepasrahan, berjalan mondar-mandir sebagai
ekspresi kepanikan dan sebagainya.

e. Latihan konsentrasi dilakukan dengan pemusatan
pikiran untuk menjernihkan pikiran dan perasaan.
Latihan ini biasanya mengawali seluruh latihan dapat
juga mengakhiri seluruh rangkaian latihan.

2. Latihan pembacaan naskah
Setelah semua rangkaian latihan penunjang di atas dilakukan
maka latihan pembacaan naskah dilakukan yang dipimpin oleh
sutradara. Semua pemeran membaca naskah dengan ekspresi
dan sutradara membetulkan pembacaan yang kurang sesuai.

3. Persiapan akhir
Sehari sebelum pentas, dilakukan latihan terakhir yang
merupakan tiruan pentas. Cerita yang dipilih diperankan seperti
tuntutan naskah, seolah-olah pentas sebenarnya, hanya belum
menggunakan kostum dan belum ditonton oleh penonton.

Langkah-langkah melakukan wawancara

 Langkah-langkah melakukan wawancara

1. Menetapkan tujuan wawancara
Sebelum wawancara dilakukan, perlu ditetapkan tujuan
wawancara. Penetapan tujuan ini dilakukan agar pertanyaan
yang kalian ajukan kepada narasumber bisa terarah pada
informasi yang kita butuhkan sehingga wawancara akan
berhasil.

2. Menyiapkan daftar pertanyaan
Wawancara adalah proses dialog antara orang yang mencari
informasi dengan orang yang memberikan informasi. Dalam
dialog terjadi karena adanya pertanyaan dari pewawancara dan
jawaban dari narasumber. Berikut adalah petunjuk penyusunan
daftar pertanyaan dalam wawancara.
a. Pertanyaan disusun berdasarkan tujuan wawancara.
b. Upayakan satu pertanyaan untuk menggali satu informasi.
c. Kalimat tanya disusun dengan singkat dan jelas.
d. Daftar pertanyaan dibicarakan dulu dengan orang yang
lebih mengerti.

3. Melakukan wawancara
Proses melakukan wawancara dilakukan dengan beberapa
tahapan. Meskipun tahapan itu bukan merupakan tahapan
baku, paling tidak tahapan-tahapan itu bisa menjadi pemandu
kalian dalam berwawancara agar bisa berhasil.
a. Pendahuluan
Pewawancara membuat janji dulu dengan narasumber,
kapan dan dimana narasumber bersedia diwawancarai.
Jangan lupa sampaikan tujuan wawancara kepada
narasumber.
b. Pembukaan
Awalilah dengan pembicaraan ringan, seperti menanyakan
kabar dan kondisi narasumber serta tunjukkan sikap yang
ramah dan bersahabat.
c. Tahap inti
Ajukan pertanyaan secara urut, singkat, dan jelas. Lakukan
perekaman selain pencatatan. Hindarilah pertanyaan yang
memojokkan atau menginterogasi.
d. Penutup
Akhiri wawancara dengan kesan yang baik dan
menyenangkan. Jangan lupa ucapkan terima kasih atas
waktu dan kesediaan narasumber diwawancarai.

4. Melaporkan hasil wawancara
Hasil wawancara dituliskan sebagai bentuk laporan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun laporan
hasil wawancara.
1. Perhatikan kaidah penulisan laporan.
2. Jangan mencampuri hasil wawancara dengan pendapat
sendiri.
3. Pilihlah data yang relevan dengan permasalahan.
4. Jaga nama baik narasumber dan bila perlu jaga kerahasiaan
identitas narasumber.

Rumus untuk Menghitung Kecepatan Membaca


KEM : K/Wm (60) x B/SM = ... kpm

Keterangan:
KEM : Kecepatan efektif membaca
K : Jumlah kata yang dibaca, singkatan, atau bilangan
      dihitung 1 (satu) kata.
Wm : Lama waktu tempuh membaca dengan satuan menit.
B : Skor atau nilai tes yang dijawab dengan bena atau
     skor yang diperoleh.
SI : Skor atau nilai tes ideal atau skor maksimal.
Kpm : Kata per menit.


Misal : Si A mampu menjawab 8 pertanyaan dari 10
pertanyaan yang diajukan dan memperoleh skor 80,
skor maksimal 100. Waktu tempuh baca 120 detik.
Teks bacaan terdiri dari 500 kata. Dengan data
tersebut, kecepatan membaca  A dapat dihitung
seperti berikut:

KEM : K/Wm x B/SI = ... kpm
          : 500/2 x 80/100 = 200 kpm

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa kecepatan
membaca Si A 200 kata per menit.

Batas ideal KEM siswa SMP
adalah 175 - 250 kata per menit/kpm.

Mengindentifikasi Unsur Teks Drama

Aspek: Membaca
Standar Kompetensi:
7. Memahami teks drama dan novel remaja
Kompetensi Dasar:
7.1. Mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama

Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun suatu karya
sastra dari dalam. Unsur intrinsik puisi yaitu unsur pembangun
puisi atau pembentuk puisi. Unsur intrinsik prosa yaitu unsur
pembentuk prosa. Demikian juga dengan drama yang meliputi
hal-hal berikut.
1. Latar/setting : Tempat dan waktu terjadinya peristiwa.
2. Alur/plot : Jalan ceritanya.
3. Pemeran : Pemeran utama dan pemeran pembantu.
4. Dialog : Percakapan antartokoh.
5. Akting/gaya : Gerakan/perbuatan/gerak laku yang
dilakukan pemain-pemainnya.
6. Tema : Pokok cerita.

Berikut ini disajikan teks drama, kemudian dapat
diidentifikasikan unsur intrinsiknya.

Teks drama
Judul : Joko TARUB
Pelaku : 1. Joko Tarub
2. Nyai Tarub
Di Desa Tarub, hiduplah seoerang janda bernama Nyai Tarub
dengan anaknya bernama Joko Tarub. Joko Tarub suka berburu
di hutan lebat yang tidak jauh dari rumahnya. Pada suatu hari,
Joko Tarub pergi ke hutan dengan membawa tulup, senjata
kesayangannya. Meskipun sudah berkali-kali ibunya
melarangnya pergi, Joko Tarub masih saja pergi ke hutan. Hingga
matahari hampir tenggelam, Joko Tarub belum juga pulang. Nyai
Tarub menanti anaknya yang hanya seorang itu.

1. Nyai Tarub : (Keluar dari rumah, melihat ke arah hutan
sambil melihat ke kiri ke kanan mencari
anaknya).
Ruuub Taruuub, kemana saja anak ini. Ruub
Taruuub.
2. Joko Tarub : (Datang dari arah hutan dengan wajah berseriseri).
Buuu, Ibuu ... lihatlah aku membawa seekor
kinjeng.
3. Nyai Tarub : Aduuuuuh, anakku, kemana saja kamu.
Sudah berapa kali Ibu peringatkan jangan
bermain di hutan lagi, hutan itu angker.
kalau kau hilang di sana, siapa yang
menemani Ibu.
4. Tarub : Uuuuh, di sana banyak kupu dan kinjeng
besar-besar Bu. Kinjengnya bermacammacam,
lihatlah ada bintik kuning di
kepalanya.
5. Nyai Tarub : Itu bukan kinjeng, itu bang-bang erang
kuning.
6. Joko Tarub : Bagus ya Bu, bang-bang erang kuning ini,
di hutan ada yang berwarna merah. Besok
aku akan mencari lagi dengan tulup ini.
7. Nyai Tarub : Hus! Jangan masuk hutan lagi. Ayo pulang
hari sudah gelap.
(Nyai Tarub menarik lengan anaknya, supaya
masuk ke rumah.)

Sumber: Drama Anak-Anak Nusantara


Unsur-Unsur Drama
1. Tata panggung : Tata panggung mampu menggambarkan
suasana dan tema drama. Misal tema
perang, tema kerajaan, dan sebagainya.
2. Tata lampu : Tata lampu mampu menghidupkan
suasana.
3. Tata busana : Busana/kostum yang dipakai sesuai tema
drama tersebut.
4. Tata Suara : Kejelasan suara sangat mendukung
lancar dan suksesnya pementasan drama.
5. Pemeran : Pemeran/pelaku mampu memerankan
tokoh-tokoh drama tersebut sesuai
dengan karakternya.

Kalimat Aktif-Pasif

Kalimat Aktif
Adrian mengunjungi daerah yang terkenal dengan kupukupunya.
Wenas melaporkan peristiwa itu dengan runtut.

Kalimat Pasif
Daerah yang terkenal dengan kupu-kupunya dikunjungi Adrian.
Peristiwa itu dilaporkan Wenas dengan runtut.

Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa:
Kalimat aktif: - Kalimat yang subyeknya melakukan
pekerjaan seperti yang disebutkan dalam
predikat.
- Predikat biasanya menggunakan imbuhan
me- atau me-kan.
Kalimat pasif: - Subyek merupakan tujuan dari pekerjaan
di dalam predikat.
- predikat biasanya menggunakan imbuhan
di- atau di-kan.

Latihan
1. Ubahlah kalimat aktif berikut ini menjadi kalimat pasif
a. Danau itu mengeluarkan bau belerang.
b. Aku melihat pemandangan yang sangat indah.
c. Penjaga warung itu melayani pengunjung dengan ramah.
d. Matahari menyinari danau sehingga tampak berkilauan.

2. Tentukanlah kalimat aktif dan pasif dalam paragraf berikut
ini!
Ketika melewati rumah hijau itu, ada sesuatu
yang aneh. Setiap pagi biasanya aku melihat orang
tua menyirami tanaman. Tanaman yang disirami
setiap pagi itu subur dan segar. Namun pagi itu
terlihat layu dan ada sebagian tanaman yang
menguning. Sejak rumah itu ditinggal penghuninya,
tidak semarak lagi. Seperti aku yang pagi itu juga
merasa kehilangan. Tak ada lagi sapa dan senyum
yang menyapaku ketika melewati orang tua itu.

Menulis Laporan

Aspek: Menulis
Standar Kompetensi:
4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan surat dinas dan
petunjuk
Kompetensi Dasar:
4.1. Menulis laporan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar

             Kunjungan ke daerah korban gempa
                   di Bengkulu Tahun 2007
A. Nama Kegiatan
Pengiriman bantuan ke daerah korban gempa

B. Dasar Pemikiran
1. Menumbuhkan rasa solidaritas
2. Mengisi kegiatan liburan
3. Memberi bantuan korban gempa

C. Tujuan
1. Menumbuhkan jiwa sosial
2. Mengisi waktu liburan
3. Memberi bantuan pada korban gempa

D. Waktu kegiatan
Kegiatan dilaksanakan tanggal 20 September 2007

E. Tempat kegiatan
1. Di sekolah sebagai tempat berkumpul
2. Daerah pengungsian korba gempa

F. Peserta
- Pembina OSIS
- Kepala Sekolah
- Pengurus OSIS
- Siswa kelas VIII dan IX

G. Biaya Kegiatan
Kegiatan memerlukan dana Rp8.570.000,00

H. Sumber Biaya
- Guru-guru SMP
- Donatur
- Seluruh siswa SMP

I Panitia
1. Pelindung : Kepala SMP
2. Penanggung jawab : Pembina OSIS
3. Ketua Penyelenggara : Airin Fajriani
4. Wakil ketua : Dominggus Tahitu
5. Sekretaris : Herlambang Wahyudi
6. Bendahara : Oscania Karim
7. Seksi-seksi
a. Perlengkapan : - Daniar Surya Nugrahani
- Arneta Vivianti
- Prabu Wijaya
b. Transportasi : - Anindito
- Togar Sianipar
c. Publikasi : - Raminah
- Endang Suprapman

J. Jadwal Kegiatan
Berangkat : Pukul 07.00
kegiatan berlangsung sampai pukul 16.00

Contoh Laporan Perjalan


         Ingin kembali ke Bawean ....

       Perasaan lega langsung menyeruak
tatkala kapal telah sampai di Pelabuhan
Sangkapura, Pulau Bawean. Betapa tidak,
perjalanan selama tiga jam yang baru saja
berlalu itu rasanya lama sekali.
Ketika kaki mulai melangkah ke luar,
rasanya segala keluh kesah dan kepenatan
sepanjang perjalanan langsung lenyap.
Udara segar dan terpaan angin pantai seolah
melenyapkan sengatan mentari yang tepat
berada di atas kepala.
     Di dermaga, ratusan warga telah menunggu kedatangan
satu-satunya kapal penumpang yang melayani jalur Gresik-
Bawean itu. Mereka umumnya adalah warga yang menjemput
sanak kerabatnya yang pulang dari merantau.
Pulau Bawean terletak di Laut Jawa dan secara administratif
masuk wilayah Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Pulau yang terdiri
atas dua kecamatan, Sangkapura dan Tambak ini sungguh kaya
objek wisata. Salah satu yang dituju adalah Pantai Tanjung Anyar
di Dusun Tenggen, Desa Lebak, Kecamatan Sangkapura.
Di Tanjung Anyar terdapat juga kampung nelayan yang
dihuni sekitar 300 penduduk. Di sepanjang pantainya terdapat
pohon-pohon kelapa dan beberapa pohon besar berbagai jenis.
Keindahan Pantai Tanjung Anyar akan lebih terasa pada senja
menjelang matahari terbenam. Suguhan kesenian tradisional
oleh penduduk dan sajian berbagai jenis ikan laut bakar
melengkapi keindahan itu.
Di bawah salah satu pohon besar terdapat makam yang
panjangnya sekitar 12 meter sehingga dikenal sebagai makam
panjang atau dalam bahasa setempat disebut jherat lanjheng.
Tidak jauh dari makam itu juga ada makam lagi dengan panjang
sekitar 9 meter. Kedua makam itu diyakini sebagai makam dari
Dora dan Sembada, dua pembantu setia Prabu Aji Saka. Aji Saka
sendiri adalah raja di Jawa dari abad ke-6 Masehi yang
mengalahkan Prabu Dewatacengkar, penguasa Kerajaan
Medang.
     Di antara kedua makam pembantunya tersebut, Aji Saka
membuat prasasti di atas batu besar dalam huruf Jawa Kuno.
Tulisan di prasasti itu yang dianggap sebagai asal dari hurufhuruf
Jawa Kuno atau dikenal sebagai hanacaraka. Sayangnya,
batu prasasti tersebut sudah dihancurkan penduduk untuk
dijadikan fondasi jembatan di desa.
Selain Tanjung Anyar, terdapat juga Danau Kastoba di Desa
Promaan. Perjalanan ke Desa Promaan ditempuh dalam satu
jam dari Sangkapura melalui jalan lingkar utama Bawean.
Sesampai di Desa Promaan, kendaraan harus melintasi jalan desa
sampai ke Dusun Candi yang menjadi gerbang ke Danau
Kastoba. Di dusun itu ada bangunan lumbung padi dari kayu
yang biasa disebut durung-durung di depan tiap rumah
penduduk.
Danau itu berada di Cagar Alam Pulau Bawean, di tengahtengah
pulau dengan ketinggian 400 meter di atas permukaan
laut. Danau Kastoba luasnya sekitar dua kilometer persegi 
dengan kedalaman 147 meter. Belum adanya jalan yang
mengelilingi danau membuat pemandangan benar-benar masih
alami. Nama Kastoba diambil dari nama pohon kastuba (Euphorbia
pulcherrima) yang dulu banyak tumbuh di sana.
Beberapa ekor burung belibis liar yang berenang di tepi danau
langsung terbang menjauh saat kami datang. Jika beruntung,
kita bisa melihat kawanan rusa Bawean (Azil kuhli) minum di
tepi danau. Rusa bawean merupakan satwa endemis pulau itu
yang tidak dijumpai di tempat lain.
Beberapa peneliti yang pernah singgah di danau itu
memperkirakan, Danau Kastoba adalah bekas kawah gunung
api purba. Warga setempat menyebutkan, warna air danau bisa
berubah menjadi tiga warna, yaitu merah, hijau, dan seperti
berminyak. Adanya aroma belerang di sekitar danau juga
mengindikasikan bahwa danau itu dulunya adalah kawah
gunung berapi.

Sumber: Kompas, 26 September 2007, dengan ubahan seperlunya.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia SMP Kelas VII, VIII, dan IX


31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

A.    Latar Belakang


Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik  untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. 

Dengan  standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini diharapkan:
1.      peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri;
2.      guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar;
3.      guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya;
4.      orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan daan kesastraan di sekolah;
5.      sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia;
6.      daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.


B.     Tujuan

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1.      Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis
2.      Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara
3.      Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan
4.      Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan  intelektual, serta kematangan emosional dan sosial
5.      Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
6.      Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

C.    Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1.                              Mendengarkan
2.                              Berbicara
3.                              Membaca
4.                              Menulis.

Pada akhir pendidikan di SMP/MTs, peserta didik telah membaca sekurang-kurangnya 15 buku sastra dan nonsastra.



















D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kelas  VII, Semester 1

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan
1.      Memahami wacana lisan melalui kegiatan mendengarkan berita  


1.1 Menyimpulkan isi berita yang dibacakan dalam beberapa kalimat  
1.2  Menuliskan kembali berita yang dibacakan      ke dalam beberapa kalimat  
Berbicara
2.      Mengungkapkan pengalaman dan informasi melalui kegiatan bercerita dan menyampaikan pengumuman

2.1 Menceritakan pengalaman yang paling mengesankan dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat efektif
2.2  Menyampaikan pengumuman dengan intonasi yang tepat serta menggunakan kalimat-kalimat yang lugas dan sederhana
Membaca
3.      Memahami ragam teks nonsastra dengan berbagai cara membaca 

3.1 Menemukan makna kata tertentu dalam kamus secara cepat dan tepat sesuai dengan konteks yang diinginkan melalui kegiatan membaca memindai  
3.2 Menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit  
3.3  Membacakan berbagai teks perangkat upacara dengan intonasi yang tepat
Menulis
4.      Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat pribadi





4.1 Menulis buku harian atau pengalaman pribadi dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar
4.2 Menulis surat pribadi dengan memperhatikan komposisi, isi, dan bahasa
4.3  Menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif, baik dan benar
Mendengarkan
5.      Mengapresiasi  dongeng yang  diperdengarkan 


5.1 Menemukan hal-hal yang menarik dari dongeng yang diperdengarkan   
5.2  Menunjukkan relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang

Berbicara
6.      Mengeskpresikan pikiran dan perasaan melalui kegiatan bercerita

6.1 Bercerita dengan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi, gestur, dan mimik yang tepat
6.2 Bercerita dengan alat peraga

Membaca
7.      Memahami isi berbagai teks bacaan sastra dengan  membaca     

7.1 Menceritakan kembali cerita anak yang dibaca
7.2  Mengomentari buku cerita yang dibaca   

Menulis
8.      Mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman melalui  pantun dan dongeng

8.1 Menulis pantun yang sesuai dengan syarat pantun
8.2  Menulis kembali dengan bahasa sendiri dongeng yang  pernah dibaca atau didengar






Kelas VII, Semester  2

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan
9.      Memahami wacana lisan melalui kegiatan wawancara


9.1 Menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan     seorang tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara   
9.2 Menuliskan dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara
Berbicara
10.  Mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan pengalaman melalui kegiatan menanggapi cerita dan bertelepon

10.1 Menceritakan tokoh idola dengan mengemukakan identitas dan keunggulan tokoh, serta alasan mengidolakannya dengan pilihan kata yang sesuai
10.2 Bertelepon dengan kalimat yang efektif dan bahasa yang santun
Membaca
11.  Memahami wacana tulis melalui kegiatan membaca intensif dan membaca memindai

11.1 Mengungkapkan hal-hal yang dapat diteladani  dari buku biografi yang dibaca secara intensif
11.2   Menemukan gagasan utama dalam teks yang dibaca   
11.3   Menemukan informasi secara cepat dari tabel/diagram yang dibaca

Menulis
12.  Mengungkapkan berbagai informasi   dalam bentuk narasi dan  pesan singkat       

12.1 Mengubah  teks wawancara menjadi narasi dengan memperhatikan cara penulisan kalimat langsung dan tak langsung
12.2 Menulis pesan singkat sesuai dengan isi dengan menggunakan kalimat efektif dan bahasa yang santun



Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan
13.  Memahami pembacaan puisi  


13.1 Menanggapi cara pembacaan puisi    
13.2  Merefleksi isi puisi yang  dibacakan   
Berbicara
14.  Mengungkapkan tanggapan terhadap pembacaan cerpen

14.1 Menanggapi cara pembacaan cerpen  
14.2   Menjelaskan  hubungan  latar suatu cerpen (cerita pendek) dengan realitas sosial  

Membaca
15.  Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan buku cerita anak  

15.1 Membaca indah puisi dengan menggunakan irama, volume suara, mimik, kinesik yang sesuai dengan isi puisi
15.2  Menemukan  realitas kehidupan  anak yang terefleksi dalam buku cerita anak baik asli maupun terjemahan

Menulis
16.  Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui  kegiatan  menulis kreatif puisi

16.1 Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam
16.2 Menulis kreatif puisi berkenaan dengan peristiwa yang pernah dialami




Kelas VIII, Semester 1

 

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan
1.  Memahami wacana lisan berbentuk laporan          

1.1 Menganalisis laporan  
1.2  Menanggapi isi laporan   

Berbicara
2.  Mengungkap berbagai informasi melalui wawancara  dan presentasi laporan  


2.1   Berwawancara dengan narasumber dari berbagai kalangan dengan memperhatikan etika berwawancara
            Menyampaikan laporan secara lisan dengan bahasa yang baik dan benar

Membaca
3.  Memahami ragam wacana tulis dengan membaca memindai, membaca cepat


3.1   Menemukan informasi secara cepat dan tepat dari ensiklopedi/buku telepon dengan membaca memindai
            Menemukan  tempat  atau arah dalam konteks yang sebenarnya sesuai dengan yang  tertera pada denah 
            Menyimpulkan isi suatu teks dengan membaca cepat 250 kata per menit  

Menulis
4.       Mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan, surat dinas, dan  petunjuk

4.1   Menulis laporan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar
4.2   Menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan bahasa baku
4.3   Menulis petunjuk melakukan sesuatu dengan urutan yang tepat dan menggunakan bahasa yang efektif
Mendengarkan
5.      Mengapresiasi   pementasan drama

5.1   Menanggapi unsur pementasan drama   
5.2  Mengevaluasi pemeran tokoh dalam  pementasan drama

Berbicara
6.  Mengungkapkan pikiran dan  perasaan dengan bermain peran

6.1   Bermain peran sesuai dengan naskah yang ditulis siswa
            Bermain peran dengan cara improvisasi sesuai dengan kerangka naskah yang ditulis siswa    
Membaca
7.  Memahami  teks drama dan novel remaja

7.1   Mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama
7.2   Membuat sinopsis novel remaja Indonesia
Menulis
8.      Mengungkapkan  pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis  kreatif naskah drama

8.1   Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan     memperhatikan keaslian ide 
            Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan       memperhatikan kaidah penulisan naskah drama





Kelas VIII, Semester 2

 

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan
9.      Memahami isi berita dari radio/televisi

9.1   Menemukan  pokok-pokok berita (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana) yang didengar dan atau ditonton  melalui radio/televisi   
            Mengemukakan kembali berita yang didengar/ ditonton  melalui radio/televisi   
Berbicara
10.  Mengemukakan pikiran, persaan, dan informasi melalui kegiatan   diskusi dan protokoler     

10.1 Menyampaikan persetujuan, sanggahan, dan penolakan  pendapat dalam diskusi disertai dengan bukti atau alasan
            Membawakan acara dengan bahasa yang baik dan benar, serta santun
Membaca
11.  Memahami ragam wacana tulis dengan  membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca  nyaring

11.1 Menemukan  masalah utama dari beberapa berita yang bertopik sama melalui membaca ekstensif
11.2 Menemukan informasi untuk bahan diskusi melalui membaca intensif  
11.3 Membacakan teks berita dengan intonasi yang tepat serta artikulasi dan volume suara yang jelas
Menulis
12.  Mengungkapkan informasi dalam bentuk  rangkuman, teks berita, slogan/poster  

12.1 Menulis rangkuman isi buku ilmu pengetahuan populer
12.2 Menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas
12.3 Menulis slogan/poster untuk berbagai  keperluan dengan pilihan kata dan kalimat yang bervariasi, serta persuasif



Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan
13.  Memahami unsur intrinsik novel  remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan

13.1 Mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja         (asli atau terjemahan) yang dibacakan
            Menjelaskan tema dan latar novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan   
            Mendeskripsikan alur novel remaja (asli atau terjemahan) yang dibacakan   

Berbicara
14.  Mengapresiasi kutipan novel remaja (asli atau terjemahan) melalui kegiatan diskusi

14.1 Mengomentari kutipan novel remaja (asli atau terjemahan)
 14.2  Menanggapi hal yang menarik dari kutipan novel remaja (asli atau terjemahan)
Membaca
15.  Memahami buku novel remaja (asli atau terjemahan) dan antologi puisi  

15.1 Menjelaskan  alur cerita, pelaku, dan latar novel remaja (asli atau terjemahan)
15.2 Mengenali ciri-ciri umum puisi dari buku antologi puisi  

Menulis
16.   Mengungkapkan pikiran, dan perasaan dalam puisi bebas

16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai  
16.2 Menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan 










Kelas IX,  Semester 1

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan
1.  Memahami dialog interaktif  pada tayangan televisi/siaran radio  

1.1   Menyimpulkan isi dialog interaktif beberapa narasumber pada tayangan televisi/siaran radio  
1.2   Mengomentari pendapat narasumber dalam dialog interaktif pada tayangan televisi/siaran  radio  

Berbicara
2.  Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk komentar dan laporan   

2.1   Mengkritik/memuji berbagai karya (seni atau produk) dengan bahasa yang lugas dan santun
            Melaporkan secara lisan berbagai peristiwa dengan menggunakan kalimat yang jelas
Membaca
3.  Memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif dan membaca memindai    

3.1   Membedakan antara fakta dan opini dalam teks iklan di surat kabar melalui kegiatan membaca intensif   
3.2   Menemukan informasi yang diperlukan secara cepat dan tepat dari indeks buku   melalui kegiatan membaca memindai
Menulis
4.  Mengungkapkan informasi dalam bentuk iklan baris,  resensi, dan karangan


4.1   Menulis iklan baris dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas
4.2   Meresensi buku pengetahuan
4.3  Menyunting karangan dengan berpedoman pada ketepatan ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, keterpaduan paragraf, dan kebulatan wacana




Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan
5.      Memahami wacana sastra jenis syair melalui kegiatan mendengarkan syair


5.1   Menemukan tema dan pesan  syair yang diperdengarkan   
            Menganalisis unsur-unsur  syair yang diperdengarkan   

Berbicara
6.      Mengungkapkan kembali  cerpen dan puisi  dalam bentuk yang lain   

6.1   Menceritakan kembali secara lisan isi cerpen
6.2  Menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi dengan berpedoman pada kesesuaian isi puisi
        dan suasana/irama yang dibangun

Membaca
7.      Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca buku kumpulan cerita pendek (cerpen)

7.1   Menemukan tema, latar, penokohan pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen
            Menganalisis nilai-nilai kehidupan  pada cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen

Menulis
8.      Mengungkapkan kembali pikiran, perasaan, dan pengalaman  dalam  cerita pendek

8.1   Menuliskan kembali  dengan kalimat sendiri  cerita pendek yang pernah dibaca
            Menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami





Kelas   IX,  Semester  2

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan
9.      Memahami isi  pidato/khotbah/ceramah

9.1   Menyimpulkan pesan pidato/ceramah/khotbah yang didengar
            Memberi komentar tentang isi pidato/ceramah/khotbah

Berbicara
10.  Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi  dalam pidato dan diskusi

10.1 Berpidato/ berceramah/ berkhotbah dengan intonasi yang tepat dan artikulasi serta volume suara yang jelas
                        Menerapkan prinsip-prinsip diskusi  

Membaca
11.  Memahami ragam wacana tulis dengan  membaca ekstensif, membaca intensif, dan membaca cepat  

11.1 Menemukan gagasan dari beberapa artikel dan  buku melalui kegiatan membaca ekstensif   
11.2 Mengubah sajian grafik, tabel,  atau bagan menjadi uraian melalui kegiatan membaca intensif   
11.3 Menyimpulkan gagasan utama suatu teks dengan membaca cepat  ± 200 kata per menit   

Menulis
12.  Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk  karya ilmiah sederhana, teks pidato, surat pembaca

12.1 Menulis karya ilmiah sederhana dengan menggunakan berbagai sumber
12.2 Menulis teks pidato/ceramah/ khotbah dengan sistematika dan bahasa yang efektif
12.3 Menulis  surat pembaca tentang lingkungan sekolah



Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan
13.  Memahami wacana sastra melalui kegiatan mendengarkan pembacaan kutipan/sinopsis novel


13.1 Menerangkan  sifat-sifat tokoh dari kutipan  novel yang dibacakan 
13.2 Menjelaskan  alur peristiwa dari suatu sinopsis novel yang dibacakan

Berbicara
14.  Mengungkapkan tanggapan terhadap pementasan drama   

14.1 Membahas pementasan  drama yang ditulis siswa  
14.2 Menilai mementasan drama yang dilakukan oleh siswa

Membaca
15.  Memahami novel dari berbagai angkatan

15.1 Mengidentifikasi kebiasaan, adat, etika yang terdapat dalam buku novel angkatan  20-30 an
15.2 Membandingkan karakteristik  novel angkatan  20-30 an   

Menulis
16.  Menulis naskah drama      

16.1 Menulis naskah drama berdasarkan cerpen yang sudah dibaca
16.2 Menulis naskah drama berdasarkan peristiwa nyata


      E. Arah Pengembangan

Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.